
Kronologi Penyebab Beras Premium Bisa Mahal dan Langka di Ritel Modern

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, akhirnya membeberkan sejumlah alasan yang menyebabkan beras premium kemasan bisa langka di ritel modern. Salah satunya karena harga yang sudah terlalu tinggi.
Bayu mengungkapkan sejumlah data tingginya harga gabah yang mengerek harga beras premium. Misalnya di Karawang, Jawa Barat harga gabah sudah Rp7.150 per kg membuat harga beras premium menjadi Rp15.475 per kg. Hal sama juga ditemukan Banyumas harga gabahnya Rp8.500 per kg membuat harga beras premium menjadi Rp15.000 per kg. Sedangkan di Sragen, harga gabah sudah Rp8.100 per kg bikin harga beras premium Rp 14.200 per kg.
"Jadi kondisi harga gabah yang sudah mencapai Rp 7.500 itu terjadi di hampir semua sentra produksi," ungkap Bayu di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Selasa (13/2/2024).
Menurut Bayu, untuk menghitung berapa harga beras cukup mudah. Cara sederhananya adalah harga gabah dikali 2. Hal ini karena rata-rata tingkat rendemen gabah hanya 50% sampai 55%.
"Cara menghitung dari gabah ke beras gampangnya dikali 2, karena rendemen kira-kira sekitar 50-55%, bahkan ada yang 45%, memang ada yang 60% saya mengambil gampangnya sekitar 50%," ucapnya.
![]() Warga melihat beras kemasan kualitas premium yang dijual pada salah satu gerai Hypermart di Jakarta, Senin (12/4/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
"Jadi kalau harga gabah Rp8.000 maka lebih kurang beras Rp16.000 data tadi mengkonfirmasi, bahwa di tingkat produsen gabahnya sudah Rp8.000, di daerah produksi harga berasnya sudah Rp 15.000-an," imbuhnya.
Di tengah harga beras premium yang makin melonjak, ternyata pemerintah membatasi pergerakan dengan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET). Perlu diketahui, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No. 7 Tahun 2023, pemerintah menetapkan HET beras premium untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi) sebesar Rp13.900 per kg.
"Anda bisa bayangkan ritel modern kira-kira berani nggak melanggar HET? nggak berani, kenapa? karena reputasional problem. Jadi kalau sampai ketahuan maka itu akan menimbulkan bagi si ritel modern. Misal, ada Alfamart di daerah mana yang melanggar, yang kena seluruh Alfa. Jadi ritel modern takut melanggar," tuturnya.
Di tengah kondisi seperti ini, Bulog berupaya untuk memberikan beras kualitas bagus dengan harga ekonomis. Misalnya beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dengan kualitas premium tetapi harga medium.
"SPHP kita kasih HET Rp10.900 karena dia HET medium padahal berasnya kualitas premium beras SPHPnya Bulog itu (broken/tingkat kepecahan) 5%. Kalau Anda merasa beli beras yang Rp14.000 kemahalan, ada nih SPHP," jelas Bayu.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beras Premium Langka di Ritel Modern, Ma'ruf Amin Perintahkan Ini
