
Bos Bulog Pastikan Tidak Ada Perubahan HET Beras

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan, tidak ada penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) beras. Hal itu disampaikan kepada wartawan di kantornya di Jakarta, hari ini, Selasa (13/2/2024).
"Tegas! HET tidak disesuaikan. Jadi tetap," katanya.
Bayu mengakui, harga beras yang ada di pasar saat ini sudah dijual di atas HET. Namun ternyata hal itu tak cukup jadi alasan bagi pemerintah untuk merelaksasi atau menurunkan HET beras.
Seperti diketahui, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, pemerintah menetapkan HET beras berkisar Rp10.900-Rp11.800 per kg medium dan Rp13.900-14.800 per kg premium, tergantung zona masing-masing.
Berikut rinciannya:
- Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp. 10.900/kg sedangkan beras premium Rp 13.900/kg
- Zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp 11.500/kg dan beras premium Rp 14.400/kg
- Zona ke-3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp 11.800/kg, dan untuk beras premium sebesar Rp 14.800/kg.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey meminta pemerintah merelaksasi HET.
Alasannya, saat ini peritel modern sudah jual rugi. Hal itu pula lah yang membuat peritel menahan tak menumpuk stok beras premium di tokonya.
Menurut Roy, harga tebus beras premium dari distributor saat ini berkisar antara Rp16.000-17.000 per kg, bahkan ada yang sampai Rp18.000 per kg.
"Kita peritel kan nggak mungkin kalau beli mahal, dijual murah. Nggak bisa masuk barang kalau kita beli mahal jual rugi, jadi ada beberapa peritel yang memilih nggak usah ada barang sekalian. Sebagian besar peritel itu tidak mau membeli beras sekarang, karena harga mahal," ungkap Roy.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Sidak Gudang Bulog Bekasi : Stok Beras Nggak Masalah, Melimpah!