
Bukan Subsidi Kendaraan Listrik, Begini Cara Tekan Emisi Lebih Tepat

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2009-2011, Darwin Zahedy Saleh menilai pemberian bantuan subsidi untuk pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) bukan satu-satunya cara untuk menekan emisi karbon.
Darwin mengakui transisi ke kendaraan listrik merupakan salah satu upaya dalam menekan emisi karbon. Namun hal itu bukan yang utama karena yang terpenting adalah mengatur supply and demand energi lewat kebijakan sistem transportasi massal.
"Menekan emisi karbon itu tempatnya bukan di situ, beralih ke kendaraan listrik itu boleh saja menjadi salah satu elemen dari itu ya, yang lebih penting itu adalah di undang-undang energi itu kita me-manage supply maupun demand di energy," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (13/2/2024).
Menurut Darwin, persoalan ini sudah ia amati sejak 10-15 tahun belakangan ini, dimana supply and demand energi dibiarkan begitu saja. Khususnya untuk sektor transportasi agar tidak terkoordinasi dan terintegrasi secara masif.
"Jadi mestinya kalau ingin menekan emisi karbon dari sisi transportasinya kebijakan transportasinya yang harus digarisbawahi arahnya apa itu khususnya ke transportasi massal," ujarnya.
Di samping itu, menurut dia rakyat saat ini juga lebih membutuhkan moda transportasi ketimbang kendaraan pribadi. Pasalnya, yang terpenting bagi mereka adalah sampai ke tempat tujuan dengan ongkos yang lebih murah.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Thailand Mau Pangkas Subsidi Mobil Listrik, RI Perlu Tiru?
