Properti Jadi Proyek Strategis, Bos Pengembang Ungkap Bukti-buktinya
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Joko Suranto mengungkapkan, industri properti di Tanah Air mampu cetak pertumbuhan positif di tahun 2023 lalu. Bahkan, kata dia, kontribusi sektor ini terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) mencapai 14%.
Di sisi lain, dia mengakui, data backlog perumahan di Indonesia, selama lebih dari 1 dekade ternyata belum mengalami penurunan signifikan. Yaitu, dari 13,5 juta pada tahun 2013, jadi 12,7 juta saat ini (hasil survei tahun 2020). Data tersebut mengacu pada data survei BPS
"Alhamdulillah, sektor properti meski belum rebound, tapi masih ada pertumbuhan, masih sustain. Data menunjukkan kontribusi properti ke PDB sekarang diakui sebesar 14%. Ini pengakuan bagus, properti mengungkit ekonomi," katanya dalam wawancara khusus dengan CNBC Indonesia, Rabu (7/2/2024).
Joko menuturkan, properti adalah sektor yang "memanaskan" perekonomian Indonesia. Di mana, ujarnya, ada 185 sub-sektor industri yang terkait dengan industri properti.
"Sektor ini menyerap banyak tenaga kerja dan juga akan mendorong pertumbuhan pendapatan bagi masyarakat yang saat ini mungkin masih bagian dari kelompok yang belum memiliki rumah yang 12,7 juta itu, atau koreksi hasil survei Susenas BPS tahun ini sudah jadi 9,9 juta," sebutnya.
"Kalau melihat kinerja properti ini, maka sebenarnya kita bisa siapkan properti ini alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," tambah Joko.
Hanya saja, dia menambahkan, kinerja properti RI memang masih di bawah negara-negara tetangga.
Karena itulah, imbuh Joko, pihaknya menawarkan paradigma propertinomic kepada pemerintah, dan juga kepada para calon presiden (capres) yang akan bertarung pada Pemilu 2024 nanti.
"Kita tahu sektor properti di banyak negara, termasuk ASEAN, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand, semua sudah berkontribusi di atas 20% terhadap PDB-nya. Kita masih di 14%," ujarnya.
"Artinya, kalau properti ini, dengan pasar yang masih besar, tercermin dari data backlog, seharusnya masih bisa berkontribusi lebih bagi ekonomi Indonesia," tukas Joko.
(dce/dce)