Marine and Fisheries Forum

Menteri Trenggono Gandeng Denmark Bangun Satelit Nano Rp2,2 Triliun

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
05 February 2024 17:00
Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono. (CNBC Indonesia/MArtyasari Rizky).
Foto: Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP), Sakti Wahyu Trenggono. (CNBC Indonesia/MArtyasari Rizky).

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kelautan dan Perikanan (MenKP) Sakti Wahyu Trenggono mengungkapkan pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Denmark untuk pengadaan satelit nano seharga US$ 145 juta atau setara Rp2,2 triliun (asumsi kurs Rp15.734/US$).

Satelit itu disebut bakal membantu kapal-kapal perikanan Indonesia, baik masyarakat nelayan maupun industri perikanan, mengirimkan data tangkapan secara online melalui aplikasi E-PIT dalam kebijakan Penangkapan Ikan Terukur (PIT).

Trenggono mengatakan, nantinya bakal ada 20 unit satelit nano yang akan diluncurkan di tahun ini. Apabila tidak ada hambatan, ia menargetkan 1 unit satelit nano akan diluncurkan pada Juni mendatang.

"Satelit nano salah satu tools untuk melengkapi program pembangunan ocean big data. Jumlahnya sekitar 20 satelit nano, yang mulai akan diluncurkan di tahun ini. Nilainya kurang lebih sekitar US$ 145 juta. Itu kerja sama G to G," kata Trenggono saat ditemui usai membuka Indonesia Marine and Fisheries Business Forum 2024 di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (5/2/2024).

Satelit itu, katanya, akan terus beroperasi selama 24 jam penuh, di seluruh wilayah Indonesia, agar bisa memonitor atau meng-capture apapun yang terjadi di laut seperti apa.

"Tahun ini (akan diluncurkan) 1 satelit nano. Kemungkinan, Insya Allah kalau tidak ada halangan Juli sudah bisa diluncurkan," ujarnya.

Sebelumnya, Trenggono pernah menjabarkan, pemasangan alat yang akan terkoneksi dengan satelit nano, untuk kapal nelayan kecil itu akan dipasangkan langsung oleh pemerintah, sehingga para nelayan kecil itu tidak perlu mengeluarkan biaya pemasangan dari peralatan tersebut.

Menteri Perikanan dan kelautan RI, Sakti Wahyu Trenggono saat memberikan pemaparan dalam diskusi panel Indonesia Marine And Fisheries Business Forum 2024, di Fairmont Jakarta, pada Senin (5/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Foto: Menteri Perikanan dan kelautan RI, Sakti Wahyu Trenggono saat memberikan pemaparan dalam diskusi panel Indonesia Marine And Fisheries Business Forum 2024, di Fairmont Jakarta, pada Senin (5/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Menteri Perikanan dan kelautan RI, Sakti Wahyu Trenggono saat memberikan pemaparan dalam diskusi panel Indonesia Marine And Fisheries Business Forum 2024, di Fairmont Jakarta, pada Senin (5/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sementara untuk kapal nelayan besar, dia berharap nantinya kapal-kapal tersebut dapat memasang alat sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Nelayan besar tentu mereka kita harapkan memasangnya dengan spesifikasi yang kita tentukan. Tetapi untuk nelayan kecil, di dalam PIT itu dijelaskan, nelayan kecil itu adalah pemerintah yang akan pasang. Jadi nelayan kecil tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pemasangan peralatan itu sendiri," kata Trenggono dalam Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (8/1/2024).

Adapun tujuan pemasangan dari peralatan tersebut, jelasnya, untuk memonitor kapal-kapal yang bersangkutan dari segi keselamatan sampai dengan jenis tangkapannya.

"Jadi berapa jumlah penangkapannya? Berapa setiap hari mereka menangkap? Dan jenis ikannya apa? Ini yang penting," ujar Trenggono.

Menurutnya, sumber data terhadap penangkapan ikan sekarang ini masih belum akurat. Untuk itu, ia berharap dengan teknologi baru yang tengah diimplementasikan oleh KKP akan memberikan data monitoring yang lebih baik.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Lewatkan! Forum Peluang Sektor Perikanan-Kelautan Digelar KKP

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular