Ternyata Ini Alasan KAI Commuter Pilih Impor Kereta dari China
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Commuter Indonesia/ KCI/ KAI Commuter) akhirnya menetapkan pilihannya mengimpor rangkaian kereta dari China. Berubah dari rencana awal tahun 2023 lalu yang akan mengimpor dari Jepang.
Keputusan itu ditandai dengan penandatanganan Kontrak Kerja sama Pengadaan Sarana Kereta Rel Listrik (KRL) Baru oleh KAI Commuter dengan CRRC Sifang Co., Ltd. di Beijing, China pada hari Rabu (31/1/2024) lalu. Lewat kerja sama ini, KAI Commuter membeli 3 rangkaian KRL baru dengan tipe KCI-SFC120-V.
Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba pun mengungkapkan, alasan memilih mengimpor kereta dari China. Dia mengatakan, ada sejumlah faktor yang jadi pertimbangan bagi KAI Commuter mengimpor kereta dari China.
"Bukan masalah harga saja tapi time delivery dan spesifikasi teknis," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (2/2/2024).
"Pada proses pengadaan ini KAI Commuter juga harus memastikan time delivery (ketepatan waktu) pengiriman agar pengguna Commuter Line dapat terlayani dengan baik. Ini juga menjadi poin penting dalam pemenuhan sarana KRL khususnya di Jabodetabek, di mana kami harus memastikan ketersediaan sarana karena proses peremajaan terus dilakukan," tambah Anne dalam keterangan tertulis.
Sebagai informasi, Ppngadaan sarana KRL baru ini juga merupakan bagian dari rangkaian pemenuhan sarana KRL Jabodetabek yang dibahas dalam Rapat Koordinasi yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan pada bulan Juni 2023 lalu yang juga dihadiri oleh Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, BPKP, PT INKA, dan stakeholder lainnya.
"Setelah penandatanganan Kontrak Kerja sama Pengadaan Sarana KRL Baru antara KAI Commuter dengan CRRC Sifang Co., Ltd, KAI Commuter akan mendatangkan tiga rangkaian sarana KRL dengan Seri KCI-SFC120-V. Dalam proses pengadaan ini, KAI Commuter melalui tahapan-tahapan dan pembahasan teknis yang panjang, dan mengikuti prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)," papar Anne.
"Sarana KRL seri KCI-SFC120-V tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan. KAI Commuter harus memenuhi persyaratan dengan mengajukan terlebih dahulu ke DJKA. Proses ini dilakukan untuk memastikan semua spesifikasi teknis telah memenuhi syarat sesuai dengan prasarana perkeretaapian yang ada di Indonesia. Seluruh proses ini juga berlaku untuk semua pengadaan sarana KRL di KAI Commuter," terangnya.
Dia menuturkan, KAI Commuter terus berkomunikasi dengan berbagai pihak penyedia atau manufaktur dari beberapa negara produsen sarana KRL.
"Setelah proposal resmi dari J-TREC (produsen KRL Jepang) kami terima Oktober 2023 lalu, pihak produsen ini menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya. Selain terus melakukan komunikasi dengan J-TREC Jepang, KAI Commuter juga melakukan komunikasi ke Korea Selatan (Wojin dan Dawonsys) dan China (CRRC Cifang Qingdao) yang juga memproduksi kereta cepat Whoosh," ungkap Anne.
"Setelah menerima proposal dari keempat pihak tersebut, dari hasil pembahasan proses pengadaan Sarana KRL, CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya," ujarnya.
Tak hanya itu, menurut Anne, sisi reputasi dan rekam jejak CRRC Sifang yang sudah bekerja sama dengan 28 negara di dunia juga jadi pertimbangan KAI Commuter. CRRC Sifang disebut telah memasok sarana commuter EMU ke sejumlah negara pengimpor.
"Ini juga yang memperkuat KAI Commuter untuk bekerja sama dengan CRRC Sifang. Dalam kerja sama ini KAI Commuter dan CRRC Sifang juga sepakat untuk melakukan transfer knowledge untuk penanganan operasional ke depan," sebut Anne.
Anne mengatakan, pengadaan sarana KRL baru ini sebagai langkah KAI Commuter dalam pemenuhan sarana KRL untuk mengakomodir pengguna Commuter Line Jabodetabek yang diharapkan 2 juta lebih pengguna per hari pada tahun 2025.
Sebagai catatan, saat ini rata-rata volume pengguna Commuter Line Jabodetabek pada hari kerja sebanyak 870 - 950 ribu orang per hari. Pada Januari 2024 ini tercatat volume tertinggi pada Senin, 2 Januari 2024 kemarin yaitu sebanyak 941.771 orang, dengan rata-rata volume sebanyak 877.846 orang setiap hari kerja.
Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) Asdo Artriviyanto sebelumnya telah mengungkapkan kebutuhan modal tambahan untuk rencana pengadaan tambahan kereta rel listrik (KRL) hingga tahun 2027 mendatang.
Asdo membeberkan, secara total KCI membutuhkan modal tambahan hingga Rp8,65 triliun untuk pengadaan KRL baru atau bukan bekas secara impor, produksi baru dari INKA, maupun retrofit untuk mengganti KRL tua yang ada saat ini.
Adapun modal tambahan itu akan didukung juga melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp5 triliun, sementara sisanya akan dipenuhi dengan pinjaman bank sebesar Rp3,65 triliun.
(dce)