Pengusaha RI: Jika Sri Mulyani Mundur, Harga Saham Bisa Turun
Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani merespons isu terkait rencana mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari jabatannya. Isu ini berhembus kencang setelah Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024.
Shinta menilai jika Sri Mulyani jadi mundur maka efeknya bisa saja mempengaruhi pasar modal. Sebab para investor pasti merespons hal tersebut sebagai bagian dari sentimen negatif mereka.
"Pasar market kemudian mengatakan kalau ini mundur maka turun harga saham, oh itu bisa-bisa aja. Indonesia stock exchange pada ini kan kalau ada isu mundur bisa aja," sebutnya.
Shinta menambahkan, dari sisi kacamata pengusaha tidak dapat menilai sesuatu dari sisi individu, melainkan kebijakan yang akan diterapkan yang akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis.
"Tapi dari pengusaha kan enggak bisa melihat individu menteri kita kan harus bisa melihat kebijakan secara menyeluruh yang harus kami selalu berikan masukan kritikan itu kan secara kebijakan kita enggak melihat orang per orang," ujarnya.
Isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari kabinet Presiden Jokowi, juga sebetulnya sempat memengaruhi pasar keuangan pekan lalu.
Chief Economist Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian mengatakan, nilai tukar rupiah yang telah diperdagangkan ke level 15.600 dan terendah Rp 15.845 per dolar AS sepanjang minggu lalu, salah satunya disebabkan sentimen negatif para pelaku pasar keuangan dari isu mundurnya para menteri itu.
"Yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah isu menteri yang akan mundur," ungkap Fakhrul kepada CNBC Indonesia TV dikutip Selasa (30/1/2024).
Selain nilai tukar rupiah yang terdampak isu mundurnya para menteri Jokowi ini, sepanjang pekan lalu imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) acuan tenor 10 tahun juga meningkat 5,1 basis poin menjadi 6,674%, dari sebelumnya pada perdagangan dua pekan lalu yang di level 6,623%. Imbal hasil yang naik menandai harga SBN yang jatuh karena investor menjual SBN.
(haa/haa)