Bangun Kebun Sawit di RI Lebih Murah dari India, Kok Bisa?

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 01/02/2024 17:20 WIB
Foto: Perkebunan kelapa sawit (Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga mengungkapkan, biaya untuk membangun kebun sawit di Indonesia jauh lebih murah dibandingkan di India. Bahkan, hampir setengah dari biaya buka lahan sawit baru di India. 

Menurut Sahat, untuk membuka lahan sawit di India dibutuhkan biaya sebesar 695.000 Rupee India atau sekitar Rp132 juta per ha. Sementara di Indonesia hanya butuh sekitar Rp80 juta. 

"Di India membuat 1 hektare (ha) kebun sawit membutuhkan 695 ribu Rupee. Karena mereka perlu kanal dan macam-macam, di Indonesia Rp80 juta sudah cukup. Lah kok kita harus tutup? India saja meskipun biaya yang dikeluarkan lebih besar mau buka. Kan aneh negara kita ini," kata Sahat dalam Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/2/2024).


Dia pun menyoroti kebijakan pemerintah yang tak kunjung mengeluarkan lahan-lahan sawit yang terlanjur masuk kawasan hutan. 

"Entah ada kepentingan siapa di situ, kok masyarakat petani-petani kita yang sudah turun temurun di sana disebutkan masuk kawasan hutan. Jadi saya benar-benar tidak setuju," tukasnya.

Padahal, lanjut dia, ada sederet potensi yang bisa dimanfaatkan dari kebun sawit. Salah satunya, pemanfaatan biomass ke arah produk bernilai lebih tinggi dengan teknologi, emisi karbon yang rendah, serta sawit bernutrisi tinggi.

"Per 1 ton sawit akan menghasilkan 8 ton sampai dengan 9,2 ton biomass. Sedangkan 1 ton rapeseed hanya bisa menghasilkan 1,6 ton biomass. Jadi biomass kita itu demikian besarnya. (Namun) sampai sekarang itu belum termanfaatkan," kata Sahat.

Foto: Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga. (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Tak hanya memberi kepastian status lahan sawit yang sudah terlanjur, Sahat juga meminta pemerintah menjamin usaha perkebunan sawit. 

"Jangan direcoki macam-macam. Itu dibebaskan saja dari hutan, terus segera berikan sertifikasinya. Petani tidak punya jaminan, karena tidak punya sertifikat, itu sangat kasihan. Jadi pertama dibebaskan," sebutnya.

Lalu, mendorong peningkatan produktivitas tanaman sawit.

"9,2 ton produktivitas dari petani kita, itu masih jauh. Jadi artinya, kebun-kebun petani kita ini perlu dibina, bukan dibinasakan. Dibina. Itu perlu kita bantu mereka," pungkas Sahat.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 1.000 Hektar Lahan Terbakar di Riau! Menteri LH Turun Tangan