
Intip Perekaman KTP-el Untuk Gaet Pemilih Pemula di Pemilu 2024
Jumlah pemilih pemula di Pemilu 2024 ini tergolong tinggi. Kategori pemilih pemula umumnya berusia belasan hingga 20-an tahun.

Siswa melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) di SMK YPK Manggarai, Jakarta, Kamis (1/2/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Selatan menggelar layanan perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (KTP-el) dan aktivasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) untuk menggaet pemilih pemula di sekolah. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dalam layanan jemput bola perekaman KTP-el dan aktivasi IKD itu menargetkan sebanyak 208 siswa dari sekolah tersebut. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sementara berdasarkan data per pukul 11.30 WIB, sebanyak 40 siswa telah melakuakan perekaman KTP-el dan 22 lainnya melakukan aktivasi IKD. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jumlah pemilih pemula di Pemilu 2024 ini tergolong tinggi. Kategori pemilih pemula umumnya berusia belasan hingga 20-an tahun. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sementara jika merujuk data Komisi Pemilihan Umum (KPU), Daftar Pemilih Tetap (DPT) Nasional untuk Pemilu 2024 sebesar 204.807.222 jiwa. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Dari jumlah kurang lebih 55% hingga 60% di antaranya merupakan pemilih muda atau sekitar 106.358.447 jiwa. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Data Lemhanas RI menunjukkan demografi pemilih terbagi menjadi lima tipe generasi dengan kontribusi persentase jumlahnya dengan pendefinisian setiap generasi berdasarkan situs Indonesia baik milik Kementerian Komunikasi dan Informatika. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Generasi milenial yang lahir pada periode (1981-1996) menjadi pemegang suara sebanyak 33%. Sedangkan generasi X kelahiran (1965-1980) akan menjadi pemilih dengan jumlah suara terbesar kedua sebanyak 28%. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Sementara, Generasi Z yang terhitung lahir (1997-2012) akan memegang peranan dalam pemilihan sebanyak 23% suara. Kemudian generasi Baby Boomer kelahiran era (1946-1964) berperan 14% suara dan generasi Pre-Boomer yang lahir sebelum (1945) menjadi pemilih terkecil hanya 2%. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)