Bahan Baku di Domestik Belum Cukup, RI Bisa Buka Opsi Impor Bioetanol

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
30 January 2024 18:10
Kilang
Foto: Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menyampaikan Indonesia saat ini mempunyai potensi pemanfaatan fasilitas pabrik fuel grade ethanol hingga 60 ribu kilo liter (kl) dari 4 perusahaan. Hanya saja, yang mampu diproduksikan baru mencapai 40 ribu kl.

Anggota Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman mengatakan kondisi tersebut tentunya menjadi persoalan tersendiri bagi PT Pertamina (Persero). Pasalnya, perusahaan tidak bisa melakukan ekspansi secara total untuk pengembangan bioetanol sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) karena keterbatasan bahan baku.

Oleh karena itu, opsi yang perlu dipikirkan dan menjadi bahan pertimbangan oleh badan usaha penyalur BBM penugasan maupun swasta adalah melakukan impor bahan baku bioetanol.

"Sama-sama impor juga cuman yang satunya itu adalah impor fosil (BBM), yang satu adalah impornya energi terbarukan (bioetanol), kalau dari sisi portofolio terbarukan badan usaha Pertamina ini akan lebih bagus menurut saya meskipun tentu perlu dikaji," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (30/01/2024).

Menurut Saleh, badan usaha seperti Pertamina setidaknya dapat mengambil opsi impor bahan baku etanol atau impor dalam bentuk bioetanol. Namun yang pasti, lanjutnya, hal ini dilakukan guna mengejar target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 mendatang.

"Katakan sekarang Pertamina mengimpor misalnya 1 juta liter gasoline di dalam impor ini harus mengandung antara 5% sampai 10% bioetanol bergantung harga bioetanol saat itu, jika harga saat itu misalnya tinggi bisa diturunkan. Karena kendaraan-kendaraan kita di Indonesia ini masih bisa menerima dari 5% sampai 10% (campuran bioetanol), bergantung pada masing-masing otomotif industri," jelasnya.

Seperti diketahui, bioetanol bisa diperoleh dari bahan baku tetes tebu (molase), jagung, singkong, maupun jarak.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gencarkan Bioetanol, RI Bisa Belajar dari Thailand

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular