
Timur Tengah Makin Panas, Iran Warning Perang Seret AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Timur Tengah makin panas. Iran bereaksi atas tuduhan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Ini terkait serangan ke pangkalan militer AS di Yordania. Dilaporkan serangan Minggu itu menewaskan tiga orang.
"Tuduhan tidak berdasar," kata Kementerian Luar Negeri Iran, dikutip dari Al-Jazeera, Senin (29/1/2024).
"Ini adalah konspirasi oleh mereka yang memiliki kepentingan untuk kembali menyeret AS ke dalam konflik baru di kawasan," tambah juru bicara Nasser Kanani menyebut ancaman perang baru.
Iran sendiri telah mengatakan sejak dimulainya perang Israel dengan Hamas di Gaza, perang lain bisa saja muncul. Kegagalan menghentikan serangan pemerintah PM Benjamin Netanyahu hanya akan memperluas cakupan konflik.
"Kelompok perlawanan di seluruh kawasan tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran dalam mengambil keputusan dan tindakan," katanya.
"Dan meskipun Iran tidak menyambut baik meluasnya pertempuran di wilayah tersebut, Iran juga tidak ikut campur dalam keputusan kelompok perlawanan mengenai bagaimana mereka mendukung bangsa Palestina atau membela diri dan rakyat negaranya dari pelanggaran atau pendudukan apa pun," tegas Kanani.
Sebelumnya, Biden menunjuk Iran terkait serangan ke pangkalan dukungan logistik Tower 22. Ada sekitar 350 personel Angkatan Darat dan Angkatan Udara AS di pangkalan itu yang bertugas sebagai pendukung, termasuk untuk koalisi internasional melawan kelompok ISIS.
"Kami mengalami hari yang berat tadi malam di Timur Tengah. Kami kehilangan tiga jiwa pemberani," ujar Biden saat mengunjungi Carolina Selatan, dikutip AFP, Senin.
"Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta mengenai serangan ini, kami tahu bahwa serangan tersebut dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak," jelas Biden lagi.
"Kami akan merespons," tambahnya.
Timur Tengah (Timteng) sendiri telah memanas sejak perang Israel-Hamas pecah 7 Oktober. Israel membalas Hamas dengan serangan militer tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 26.422 orang di Gaza, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Kemarahan atas operasi Israel tersebut telah meningkat di seluruh wilayah, dengan kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran. Ini terjadi baik di Lebanon, Irak dan Suriah serta Yaman.
Hampir setiap hari terjadi baku tembak antara Hizbullah dan Israel di Lebanon. Pasukan AS terlibat langsung di Irak, Suriah dan Yaman.
AS dan Inggris sama-sama melancarkan serangan yang menargetkan milisi Huthi yang didukung Iran di Yaman. Houthi sendiri menyerang kapal-kapal di Laut Merah untuk mendukung warga Palestina di Gaza selama lebih dari dua bulan.
Khusus Laut Merah ketegangan telah membuat kapal-kapal pelayaran menghindari wilayah itu. Mereka yang harusnya melewati Laut Merah ke Terusan Suez, kini memutar ke Tanjung Harapan, Afika Selatan (Afsel).
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Hamas Melebar! Israel Menggila Bom Suriah, AS VS Iran
