Tom Lembong VS Bahlil & Luhut, dari Contekan Jadi Gontok-gontokan
Jakarta, CNBC Indonesia - Kisah Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menko Maritim dan Investasi Luhut B. Panjaitan yang gontok-gontokan perkara pernyataan Thomas T. Lembong soal dirinya yang kerap membuat contekan bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika menghadiri atau berpidato di forum internasional membuat suasana memanas.
Thomas T. Lembong atau yang akrab dipanggil Tom Lembong diketahui sebelumnya merupakan Menteri Perdagangan dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) era Jokowi. Kini dirinya bergabung dengan Calon Presiden Anies Baswedan dan Wakil Muhaimin Iskandar.
Nama Tom Lembong pun jadi pembicaraan hangat. Terutama ketika Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyebut berulang kali saat debat bersama Cak Imin.
"Gus Muhaimin, Paslon nomor 1 dan timsesnya sering menggaungkan LFP, LFP, saya gak tau ini pasangan 1 ini anti nikel atau gimana? mohon dijelaskan?" tanya Gibran ke Cak Imin dalam Debat Cawapres di JCC, Jakarta.
Selepas debat, Tom yang saat itu berada di CNBC Indonesia dalam acara Your Money Your Vote berkomentar.
"Ya saya sangat apresiasi ucapan Mas Gibran berkali-kali sebut nama saya, tentunya selama 7 tahun saya membuat contekan dan menulis pidato dan materi bicara bagi ayahnya, Pak Presiden dan saya bisa mendeteksi sebuah rasa rindu," kata Tom.
Atas pernyataan ini, Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM Bahlil Lahadalia naik pitam. Tanpa menyebut nama, Bahlil memberikan sindiran bahwa seorang kinerja mantan menteri investasi, dibuktikan bukan hanya pidato saja tetapi eksekusi.
"Dalam investasi ini siapa pun besok ke depan yang memimpin, kalau hanya pidato-pidato saja, ini saya pikir, dipikirkan kembali lah. Karena ini dibutuhkan eksekusi," ujar Bahlil dalam konferensi pers kinerja investasi tahun 2023 di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, dikutip Senin (28/1/2024).
Bahlil juga menyebut, bahwa seorang menteri memang merupakan pembantu Presiden. Oleh karena itu menurutnya jangan merasa pintar ketika memberikan konsep kepada Presiden.
"Menurut saya dalam etika birokrat, yang namanya mantan menteri itu, pembantu presiden, ya tugasnya melayani presiden. Membuat apa saja terserah dia. Jangan merasa pintar seolah-olah apa yang dibuat, dia pintar. Kadang-kadang Presiden Jokowi itu dia iya-iya saja, kadang tidak dipakai juga itu konsep," ucapnya.
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan ikut buka suara. Dia menilai ucapan yang disampaikan Thomas Trikasih Lembong beberapa waktu lalu terkait contekan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak pantas.
"Ini catatan itu ya, maaf itu bego juga yang ngomong itu," kata Luhut di kantornya, dikutip Senin (28/1/2024).
Menurut Luhut, setiap Kepala Negara di dunia memang menugaskan beberapa orang untuk membantu ketika dalam sebuah forum besar. Termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menugaskan Tom Lembong pada beberapa kesempatan.
"Setiap kepala negara yang pernah saya lihat, tidak ada pembantunya di belakang itu tidak kasih catatan," ujarnya.
Secara profesional, kata Luhut hal tersebut harus dikerjakan. "Ya mengingatkan, saya misalnya bilateral deputi saya ada aja satu dua yang berikan. Kau dibayar untuk itu kok karena ada bidangmu yang presiden atau saya yang tidak tahu atau kurang tahu," paparnya
"Supaya lebih jelas ya deputi saya ingatkan, pak ini bapak ingat. Atau dia takut saya tidak ingat jadi jangan merasa geer kalau kau kasih catatan," tegas Luhut.
Baterai Tesla Jadi Bahasan Politik
Masalah 'contekan' ini pun melebar hingga persoalan baterai listrik. Luhut membantah paparan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong yang mengatakan saat ini baterai mobil listrik Tesla pabrikan China sudah tidak menggunakan komponen nikel lagi melainkan memakai Lithium-Ferro-Phosphate (LFP). Tom Lembong memang pernah mengatakan bahwa Tesla telah meninggalkan nikel dan beralih ke LFP.
Luhut menyebutkan bahwa pernyataan Tom Lembong salah. Dia mengatakan bahwa baterai mobil listrik Tesla yang dibuat di Shanghai, China, sebagian masih menggunakan komponen berbasis nikel yang disuplai oleh LG Korea Selatan.
"Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100% LFP atau Lithium-Ferro-Phosphate untuk mobil listriknya. Mereka masih tetap menggunakan nickel based battery. Jadi seperti suplai nickel based battery itu dilakukan oleh LG Korea Selatan untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai," ungkap Luhut melalui akun Instagram resminya, dikutip Kamis (25/1/2024).
Kendati demikian, Luhut membenarkan bahwa memang ada baterai mobil listrik Tesla yang menggunakan komponen LFP seperti yang dikatakan oleh Tom Lembong. Luhut menyebutkan hal itu lantaran penelitian mengenai LFP semakin berkembang yang tidak menutup kemungkinan penggunaan komponen nikel akan berkurang.
"Memang ada (komponen) LFP karena penelitian mengenai LFP semakin berkembang yang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini semakin berkurang penggunaannya," tambahnya.
Namun, Luhut menilai bahwa Indonesia masih harus terus menggenjot hilirisasi nikel dalam negeri dengan terukur. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak mengekspor nikel dalam keadaan mentah.
Bahlil pun ikut membantah pernyataan Tom Lembong soal Tesla dan LFP. Bahlil mengklaim masih banyak dari industri otomotif global yang menggunakan baterai berbasis Nickel Manganese Cobalt (NMC) untuk produk mobil listriknya. Mengingat jenis baterai ini mempunyai kemampuan jarak tempuh yang lebih baik dibandingkan baterai berbasis LFP.
"Itu Tesla sebagian juga masih memakai baterai mobil yang berbahan baku nikel jadi jangan omon omon saja, bahaya negara kalau dibuat seperti ini, saya takut sekali kita beri data tidak valid dan itu merusak tatanan memberi pemahaman yang benar," tegasnya.
Hingga saat ini, Tom Lembong ataupun Anies dan Cak Imin belum memberikan komentar apapun soal hal ini. Keduanya dipastikan akan kembali hadir dalam Debat Capres dan Cawapres putaran akhir pada 4 Februari 2024.
(haa/haa)