Internasional

Argentina Gelar Demonstrasi Terbesar, Tolak Kebijakan 'Gila' Presiden

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
25 January 2024 11:19
Demonstran melakukan protes di luar Kongres Nasional selama pemogokan nasional satu hari, di Buenos Aires, Argentina, 24 Januari 2024. (REUTERS/Agustin Marcarian)
Foto: Demonstran melakukan protes di luar Kongres Nasional selama pemogokan nasional satu hari, di Buenos Aires, Argentina, 24 Januari 2024. (REUTERS/AGUSTIN MARCARIAN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu warga Argentina menunjukkan perlawanan terbesar terhadap upaya radikal Javier Milei dengan menggelar pemogokan nasional. Akibatnya sekolah-sekolah dan tempat-tempat usaha tutup, hingga ratusan penerbangan terhenti.

Peristiwa ini terjadi pascaterpilihnya Milei sebagai presiden pada Desember 2023. Dijuluki "El Loco" (Si Gila), politisi sayap kanan tersebut bergerak cepat dengan menerapkan keputusan darurat yang berdampak luas, salah satunya rancangan undang-undang (RUU) mega-reformasi yang dikenal sebagai "omnibus law".

Keputusan Milei dan RUU tersebut mengusulkan ratusan inovasi yang sangat kontroversial termasuk gelombang privatisasi, pemotongan belanja besar-besaran, perluasan kekuasaan presiden secara besar-besaran, serta pengurangan hak-hak pekerja dan hak untuk melakukan protes.

Sebanyak 9 dari 18 kementerian pemerintah telah ditutup, termasuk kementerian yang bertanggung jawab atas pendidikan, lingkungan hidup dan perempuan, gender dan keberagaman. Mata uang Argentina, peso, terdevaluasi lebih dari 50% terhadap dolar.

Milei mengklaim langkah seperti itu akan menyelamatkan Argentina dari "neraka ekonomi" yang menurutnya terjadi akibat para pendahulunya. Tetapi nyatanya penderitaan Argentina semakin meningkat sejak pelantikannya.

Laporan The Guardian menyebut inflasi bulanan Argentina mencapai 25,5% bulan lalu dibandingkan 12,8% pada November. Inflasi tahunan telah mencapai angka tertinggi dalam tiga dekade terakhir, yakni sebesar 211,4%, di mana jumlah ini bahkan lebih tinggi dibandingkan Venezuela, negara yang terguncang akibat keruntuhan ekonomi selama satu dekade.

Protes Besar-besaran

Pada Rabu (24/1/2024) waktu makan siang, ribuan orang melakukan demonstrasi di ibu kota, Buenos Aires, dan kota-kota besar lainnya, untuk menyuarakan kemarahan mereka atas tindakan Milei.

"Kami berjuang melawan cara kelompok sayap kanan yang pada dasarnya mencoba menghilangkan hak-hak kami untuk hidup di semua tingkatan, mulai dari layanan kesehatan hingga pekerjaan," kata Federica Baeza, seorang aktivis LGBTIQ+ dan kurator seni yang berada di antara kerumunan pengunjuk rasa di luar kongres.

"Yang tidak dipahami oleh kelompok sayap kanan adalah kita hidup di dunia yang tidak setara dan negara harus aktif untuk membalikkan situasi ini," tambah Baeza yang berusia 45 tahun.

Seorang pengunjuk rasa lainnya, Ivana Uez, membawa putrinya dengan harapan dapat menghentikan Milei mencabut hak anaknya yang berusia lima tahun. Ia khawatir bahwa deregulasi pasar perumahan yang dilakukan Milei akan membuat harga sewa melonjak.

"Ini bukan hanya tentang memposting gambar dan komentar di Instagram atau Twitter. Anda harus datang, Anda harus hadir, Anda harus bertemu dengan orang lain dan melihat kenyataan apa yang ada," kata Uez yang berusia 38 tahun.

Di dekatnya, seorang lelaki tua memegang plakat bertuliskan: "Saya sudah pensiun. Saya mendapat penghasilan 106.000 peso (sekitar US$84 per bulan). Saya mati kelaparan. Milei bajingan."

Pemimpin serikat pekerja, Hugo Yasky, mengatakan kepada radio lokal bahwa pemogokan tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap "ketidakpekaan sosial" pemerintah yang telah memangkas subsidi energi dan transportasi.

Jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Argentina masih mendukung pemerintahan Milei. Namun saat ia berpidato di depan ribuan demonstran di luar kongres pada Rabu sore, Pablo Moyano, sekretaris jenderal serikat pengemudi truk Argentina, mengklaim banyak di antara mereka yang sudah sadar atas kelakuan Milei.

"Ini bersejarah. Ini adalah mobilisasi besar-besaran hanya 45 hari setelah pemerintahan baru mengambil alih," kata Moyano. "Orang-orang sudah membuat diri mereka didengar."

Proyeksi Analis

Benjamin Gedan, direktur Program Amerika Latin di Wilson Center, menyebut pemogokan tersebut sebagai "langkah awal" pemerintahan Milei dan memperkirakan ini akan menjadi yang pertama dari banyak mobilisasi serupa.

"Ini bisa menjadi awal dari periode yang penuh gejolak di Argentina seiring dengan rencana pemerintah untuk melakukan program reformasi radikal," prediksi Gedan. "Penderitaan ekonomi yang kita lihat sungguh luar biasa... harga-harga meningkat dengan sangat cepat. Ini merupakan penderitaan yang nyata dengan konsekuensi sosial dan politik yang nyata."

Lara Goyburu, seorang ilmuwan politik dari jaringan Red de Politólogas, memperkirakan Maret dan April akan menjadi "bulan-bulan yang penuh gejolak" karena biaya tagihan listrik, asuransi kesehatan swasta dan pendidikan meningkat dan anak-anak kembali bersekolah, sehingga memberikan tekanan yang lebih besar pada keluarga.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Presiden Argentina 'Tampar' AS Cs, Sebut Dunia Barat dalam Bahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular