Internasional

Kim Jong Un Ngamuk Lagi, Korut Tembak Rudal Jelajah

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 January 2024 09:55
This photo provided by the North Korean government, shows what it says a test fire of newly developed new-type tactical guided projectile by the Academy of Defense Science, at an undisclosed place in  North Korea, Thursday, March 25, 2021. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided Rudal Korea Utara. AP/
Foto: Rudal Korea Utara (Korut) (AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) menembakkan beberapa rudal jelajah ke arah Laut Kuning Rabu (24/1/2024). Hal ini terjadi sekitar pukul 07.00 pagi waktu setempat.

Militer Korea Selatan (Korsel) menyebut mendeteksi beberapa roket meluncur. Ini merupakan eskalasi baru yang dilakukan Pyongyang, di tengah memanasnya hubungan dengan Seoul, Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

"Militer kami mendeteksi beberapa rudal jelajah yang diluncurkan Korut menuju Laut Kuning sekitar pukul 7 pagi hari ini," tegas Kepala Staf Gabungan dalam sebuah pernyataan, dimuat AFP.

"Spesifikasi rincinya sedang dianalisis secara cermat oleh otoritas intelijen Korea Selatan dan AS," tambahnya.

Berbeda dengan uji coba rudal balistik, pengujian rudal jelajah tidak dilarang berdasarkan sanksi PBB terhadap Pyongyang saat ini. Rudal jelajah cenderung berbahan bakar jet dan terbang pada ketinggian yang lebih rendah, dibandingkan rudal balistik yang lebih canggih, sehingga lebih sulit dideteksi dan dicegat.

Peluncuran terbaru terjadi saat Korsel melakukan latihan infiltrasi pasukan khusus selama 10 hari, hingga Kamis, di lepas pantai timurnya. Militer Korsel mengatakan situasi keamanan yang serius dengan Korsel menjadi alasan.

Hubungan antara kedua Korea memburuk dalam beberapa bulan terakhir, dengan kedua belah pihak membuang perjanjian-perjanjian penting yang semula untuk mengurangi ketegangan. Di antaranya perjanjian meningkatkan keamanan perbatasan serta latihan tembak-menembak di sepanjang perbatasan.

Pekan lalu, pemimpin Korut Kim Jong Un menyebut Korsel sebagai "musuh utama" negaranya. Ia menghapus lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi serta mengancam perang atas pelanggaran "bahkan 0,001 mm" teritorial.

Menurut Kim, Pyongyang tidak akan mengakui perbatasan maritim de facto kedua negara, Garis Batas Utara, dan menyerukan perubahan konstitusi. Ini, tulis media lokal Korut KCNA, untuk "menduduki" Seoul dalam perang.

Di Seoul, Presiden Yoon Suk Yeol mengatakan kepada kabinetnya bahwa jika Korsel yang mempunyai senjata nuklir melakukan provokasi, pihaknya akan membalas dengan respons yang "berkali-kali lebih kuat". Ia merujuk mengatakan akan ada "kemampuan respons yang luar biasa dari militer".

Awal bulan ini, Korut meluncurkan rudal hipersonik berbahan bakar padat, hanya beberapa hari setelah Pyongyang melancarkan latihan tembak di dekat perbatasan maritim yang tegang dengan Korsel. Itu memicu latihan balasan dan perintah evakuasi di beberapa pulau perbatasan milik Korsel.

Kim juga berhasil menempatkan satelit mata-mata ke orbit pada akhir tahun lalu, setelah menerima apa yang dikatakan Seoul sebagai bantuan Rusia. Hal ini sebagai imbalan atas transfer senjata untuk perang Moskow di Ukraina.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kronologi Korsel Evakuasi Warga, Kim Jong Un Ngamuk Tembak 200 Peluru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular