
Mahfud Bilang Jumlah Petani RI Turun, Mentan Tak Terima

Jakarta, CNBC Indonesia - Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD mengungkapkan jumlah petani Indonesia berkurang. Penyebabnya, petani kerap mengalami kerugian.
"Sering kita dengar lahan berkurang, petani berkurang. Orang desa tidak mau lagi menjadi petani karena justru rugi," ungkap Mahfud dalam Debat Cawapres 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Kerugian yang dialami petani, menurut Mahfud disebabkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Pasalnya, untuk mendapatkan pupuk subsidi, para petani harus membeli dari tengkulak.
"Terkadang kalau mau mendapatkan pupuk bersubsidi dipersulit bukan main dan harus beli di tengkulak, beli ke tengkulak," ucapnya.
Pernyataan Mahfud langsung ditanggapi Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Amran menegaskan pernyataan Mahfud dinilai tidak tepat.
"Data Sensus Pertanian 2023 yang menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP) mampu meningkat 8,74%," ungkap Amran dalam keterangannya.
Meskipun ada kondisi jumlah Usaha Pertanian Perorangan (UTP) menurun sebesar 7,45%, hal itu lebih dikarenakan usaha pertanian makin efisien karena meningkatnya penggunaan alat dan mesin pertanian yang menekan jumlah tenaga kerja. Justru hal ini menunjukkan keberhasilan transformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern. Penggunaan mekanisasi berhasil membuat efisiensi waktu pengolahan lahan hingga 97,4%.
![]() Pasangan Capres-Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memberikan keteragan usai Debat Cawapres Kedua di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman) |
"Sebagai contoh, dulu bertanam butuh 20 orang untuk 1 hektare, kini cukup satu orang selama 5 jam. Begitu pula panen dengan combine harvester cukup 2 orang per hektare selama 4 jam. Ini sangat efisien!," tegasnya.
Sebagai informasi, level mekanisasi pertanian Indonesia terus naik dimana pada tahun 2015 yang lalu hanya 0,5 Horse Power (HP) per hektare, Tahun 2018, level mekanisasi pertanian Indonesia meningkat menjadi 1,68 HP per hektar dan terus naik tahun 2021 mencapai 2,1 HP dan dipredisksi tahun ini menjadi sekitar 3,5HP/ha. Pemerintah menargetkan level mekanisasi Indonesia mampu setara dengan Jepang, Taiwan dan negara lainnya.
Selain itu Amran juga menyampaikan data BPS dalam Sensus Pertanian 2023 bahwa Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) meningkat 35,54%. Selain itu jumlah petani milenial yang berumur 19-39 tahun meningkat menjadi 6,183,009 orang atau sekitar 21,93% dari total petani Indonesia.
"Petani milenial saat ini 16,78 juta orang menurut data BPS terkini, dan terus akan bertambah. pemerintah terus mendorong regenerasi petani dan terlihat berbagai program kita memberi dampak positif," jelasnya.
(wur/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Keras! Mentan Amran Protes Data Mahfud-Cak Imin: Menyesatkan Publik
