
Ternyata Ini Alasan Tim Prabowo-Gibran Dukung Impor Beras 3,5 Juta Ton

Jakarta, CNBCÂ Indonesia - Tim sukses pasangan calon (paslon) presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Gibran Rakabuming Raka mengaku tak keberatan dengan impor beras. Sebagaimana diketahui, pada tahun 2023 lalu, pemerintah menugaskan Perum Bulog mengimpor 3,5 juta ton beras.
Penugasan itu dikeluarkan 2 tahap. Pertama pada bulan Maret 2023 sebanyak 2 juta ton, lalu pada bulan Oktober 2023 sebanyak 1,5 juta ton. Sebelumnya, akhir Desember 2022 lampau, pemerintah telah memerintahkan Bulog mengimpor 500.000 ton beras, yang kemudian realisasinya terbawa ke tahun 2023 sekitar 300.000 ton.
Rencana impor beras medium oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2023 itu menjadi rekor bagi Indonesia.
"Kami tidak berkeberatan dengan impor sejauh tidak mematikan petani," kata Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Sadar Subagyo dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia TV bertajuk 'Ironi Negeri Agraris, Indonesia Masih Darurat Pangan' dikutip Jumat (19/1/2024).
"Indikasinya apa? Impor beras sampai 3,5 juta ton tapi harga gabah sekarang naik sampai Rp8.000 per kg GKP (gabah kering panen). Ini menunjukkan memang tidak ada beras di lapangan," tambahnya.
Karena itu, lanjutnya, kebijakan Prabowo-Gibran nantinya adalah fokus menambah areal pertanaman padi. Dan, menggenjot indeks pertanaman (IP) tanaman padi di lahan rawa, dari 1,2 menjadi 2.
Di mana, menurut Sadar, aluvial lahan rawa lebak masih ada 5 juta ha, gambut dangkal 50 cm ada 800.000 ha, dan lahan basah 2 juta ha.
Data itu, katanya, menunjukkan masih besarnya potensi lahan rawa yang bisa dimanfaatkan untuk menggenjot produksi beras di dalam negeri. Dengan begitu, imbuh dia, akan bisa menekan importasi beras.
"Sudah pasti (bisa menekan impor beras). Karena kita sekarang lahan pangan per penduduk sangat sedikit. Kita ini luas baku kita 7,4 juta hektare. Kalau dibagi dengan jumlah penduduk yang mendekati 280 juta maka per penduduk itu areal pangannya hanya 260 m2," sebutnya.
"Ini sangat tidak mencukupi, kalah dengan, jangankan Vietnam, dengan Filipina dan Malaysia saja kita sudah kalah," pungkasnya.Â
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rapat Nasional Buruh Bakal Pilih Sosok Capres-Cawapres Ini