FOTO

Potret Buruh Tani Tetap Gelar Aksi Demo Meski Diguyur Hujan Deras

Martya Rizki, CNBC Indonesia
Jumat, 19/01/2024 11:13 WIB

Serikat buruh dan petani yang tergabung dalam Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia (SPI) melakukan aksi demo di depan Kementan dan Bapanas.

1/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Serikat buruh dan petani yang tergabung dalam Partai Buruh dan Serikat Petani Indonesia (SPI) melakukan aksi demo di depan Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta Selatan, Jumat, 19/1. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

2/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Dengan menggunakan caping dan jas hujan plastik, sekitar puluhan petani mulai dari emak-emak sampai bapak-bapak semangat menyuarakan tuntutannya untuk menolak impor beras demi mewujudkan kedaulatan pangan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

3/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

“Apakah kita mulai kedinginan?” teriak sang komando aksi “Tidak!!” jawab para petani. “Apakah sudah siap menanam di kantor Kementan?” “Siap,” jawabnya serentak lagi. “Cangkul sudah dibawa ya, kita siap nanam padi di Kementerian,” ucap sang komando aksi lagi. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

4/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Sebagaimana diketahui, pemerintah kembali mengumumkan akan melakukan impor beras dengan kuota sebesar 3 juta ton sepanjang tahun 2024. Sebagian beras impor atau sekitar 2 juta ton ditargetkan datang pada Maret 2024. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Badan Pangan Nasional, dan Perum Bulog mengklaim impor beras dilakukan di tahun politik ini untuk mencukupi Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan keperluan Bantuan Sosial. Padahal bulan Maret, April, dan Mei 2024 merupakan musim panen raya petani padi. (CNBC Indonesia/Martya Sari)

5/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyebutkan dalam 5 tahun terakhir impor beras tahun 2023 merupakan yang terbesar, yakni sebesar 3,06 juta ton, meningkat 613,61% dibandingkan tahun 2022. Ia menilai keputusan impor beras diambil secara sepihak tanpa adanya konsultasi dengan petani. “Pemerintah mengabaikan nasib petani padi karena impor beras pasti berdampak langsung kepada penurunan harga gabah petani di masa panen raya hingga Mei-Juni 2024,” tegasnya. (CNBC Indonesia/Martya Sari)

6/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Berdasarkan data Serikat Petani Indonesia (SPI), Impor beras 2024 yang mulai diwacanakan sejak tahun lalu, sudah berdampak pada harga gabah petani. Sebelumnya gabah dihargai dalam rentang Rp7.000-Rp8.600 per kg, kemudian menjadi Rp6.000-an per kg pada awal Januari 2024 ini. Klaim pemerintah, lanjut Said Iqbal yang menyatakan produksi beras turun tidak bisa dijadikan legitimasi impor begitu saja. Demikian juga dengan penyediaan beras untuk bantuan sosial yang akan digulirkan sampai Juni 2024. (CNBC Indonesia/Martya Sari)

7/7 Puluhan petani berdemo di Kantor Kementan. CNBC Indonesia/Martyasari Rizky

Karena meskipun impor dilakukan seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir, harga beras ditingkat konsumen, terutama buruh dan kelas pekerja lainnya tetap tinggi, bahkan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. "Sementara itu, impor pangan terkhusus beras seolah jadi keharusan meskipun produksi beras dalam negeri mencukupi. Hal ini dikarenakan aturan dalam Omnibuslaw UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja. Karena itu Partai Buruh sangat anti terhadap UU CK!” ujar Iqbal. (CNBC Indonesia/Martya Sari)