Internasional

8 Update Gaza: Israel Masih Gila Tembak 150 Target, Warga Tewas 23.357

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
10 January 2024 22:00
Israel dan Hizbullah saling baku tembak di perbatasan Lebanon di tengah kekhawatiran akan meluasnya perang di Gaza. (REUTERS/Amir Cohen)
Foto: Perang Gaza (REUTERS/Amir Cohen)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel ke wilayah Gaza masih terus berlangsung. Sejak 7 Oktober, bombardir Tel Aviv ke wilayah kantong Palestina itu telah menewaskan 23 ribu warga sipil.

Serangan ini memicu kemarahan internasional yang meluas. Milisi-milisi yang bersimpati dengan Gaza pun mulai melancarkan eskalasi baru untuk menekan Tel Aviv menghentikan serangannya.

Berikut perkembangan terbaru perang Gaza sebagaimana dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Rabu (10/1/2024):

1.Korban Tewas

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 23.357 orang tewas dalam lebih dari tiga bulan perang antara kelompok militan Palestina Hamas dan Israel. Data dihitung sejak 7 Oktober hingga Rabu.

Jumlah korban tersebut termasuk 147 orang tewas dalam 24 jam terakhir. Sementara 59.410 orang terluka di seluruh wilayah Palestina di periode yang sama, sejak Oktober.

2. Laut Merah Makin Panas

Eskalasi masih terus terjadi di Laut Merah. Kali ini, kapal perang Amerika Serikat (AS) dan Inggris mulai dikerahkan untuk menangkis serangan-serangan yang dilemparkan milisi penguasa Yaman, Houthi, kepada kapal dagang yang melintas di wilayah itu.

Dalam laporan AFP, kapal perusak Inggris, HMS Diamond, dan kapal perang AS telah menembak jatuh lebih dari 20 drone dan rudal di atas Laut Merah yang diluncurkan oleh Houthi. London mengatakan serangan tersebut sebagai "serangan terbesar" yang dilakukan oleh pemberontak yang didukung Iran itu.

"Semalam, HMS Diamond, bersama dengan kapal perang AS, berhasil menangkis serangan terbesar kelompok Houthi yang didukung Iran di Laut Merah hingga saat ini," kata Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps dalam sebuah pernyataan dikutip Rabu.

"Inggris bersama sekutunya sebelumnya telah menjelaskan bahwa serangan ilegal ini benar-benar tidak dapat diterima dan jika dilanjutkan maka Houthi akan menanggung konsekuensinya. Kami akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi nyawa orang yang tidak bersalah dan perekonomian global," janjinya.

Hal ini terjadi seminggu setelah 12 negara yang dipimpin oleh AS memperingatkan kelompok Houthi akan konsekuensinya kecuali mereka segera menghentikan penembakan terhadap kapal komersial di koridor pelayaran internasional itu.

Di sisi lain, Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan Houthi telah melancarkan serangan kompleks dengan menggunakan drone buatan Iran. Selain itu, Houthi juga menembakkan rudal jelajah anti-kapal dan rudal balistik anti-kapal dari wilayah Yaman.

"Mereka ditembak jatuh oleh kombinasi pesawat tempur F/A-18, yang beroperasi dari kapal induk USS Dwight D. Eisenhower, tiga kapal perusak Amerika dan kapal angkatan laut Inggris," kata CENTCOM.

Houthi melancarkan serangan ke beberapa kapal dagang yang diduga memiliki kaitan dengan Israel yang melintasi Laut Merah. Ini merupakan bentuk solidaritas terhadap warga Palestina dalam pertempuran antara milisi penguasa Gaza, Hamas, dengan Tel Aviv.

AS diketahui bergegas memberikan bantuan militer ke Israel pasca perang pecah pada 7 Oktober lalu. Diketahui, serangan Israel ke Gaza hingga saat ini telah menewaskan sedikitnya 23.210 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikelola Hamas.

3. Respons Baru Raja Salman ke Israel

Raja Arab Saudi, Salman Bin Abdulaziz Al Saud, mengambil langkah-langkah terbaru terkait serangan Israel ke Gaza, Palestina. Ini terkait dengan rencana Israel yang ingin memindahkan warga Gaza dari tanah airnya sendiri.

Dalam sebuah sidang kabinet, Selasa waktu setempat, Raja Salman memimpin para menteri yang menolak pernyataan Israel mengenai pengungsian warga Palestina. Mereka juga menentang keras pendudukan kembali Israel ke Jalur Gaza dan juga pembangunan permukiman Yahudi.

"Kabinet tersebut menggarisbawahi pentingnya upaya komunitas internasional untuk mengaktifkan mekanisme akuntabilitas terhadap pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang dilakukan Israel," ujar hasil sidang itu dikutip Arab News.

Sebelumnya koalisi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu (PM) Benjamin Netanyahu disebutkan telah meminta Tel Aviv telah berbicara dengan beberapa negara Afrika untuk menentukan apakah mereka menerima migran dari Gaza.

Hal ini juga dinyatakan dua Menteri Israel, Itamar Ben Gvir dan Bezalel Smotrich.

Keduanya bahkan mendorong Gaza sebagai wilayah yang tidak dapat dihuni warga Palestina dengan dalih para warga itu "bangun pagi setiap hari dengan mimpi menghancurkan Israel". Ini mendapat kecaman dari AS dan sejumlah sekutu lain, termasuk Eropa, Belanda.

4. Lagi, Menlu AS ke Arab-Israel

AS melalui Menteri Luar Negeri Antony Blinken, menyatakan harapannya agar perang di Gaza segera berakhir sekaligus terjaminnya hak-hak politik Palestina.

Dalam kunjungannya ke wilayah Timur Tengah, termasuk Israel, Blinken mengatakan kepada Israel bahwa kekuatan regional lain memperjelas bahwa jalan menuju realisasi hak-hak politik Palestina sangat penting bagi perdamaian di wilayah tersebut.

"Israel harus berhenti mengambil langkah-langkah yang melemahkan kemampuan Palestina untuk mengatur diri mereka sendiri secara efektif," kata Blinken, seperti dikutip The Guardian.

"Israel harus menjadi mitra para pemimpin Palestina yang bersedia memimpin rakyatnya untuk hidup berdampingan secara damai dengan Israel," tambahnya.

Blinken mengatakan para pemimpin Arab di Timur Tengah siap membantu rekonstruksi Gaza, yang telah mengalami kehancuran besar selama perang. Menurutnya melalui pendekatan regional negara Palestina bisa terwujud.

5. Israel Bombardir Gaza Lagi

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) pada hari Rabu mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 150 "target teror" di Gaza selama sehari terakhir. Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan "lusinan teroris" dibunuh oleh pasukan Israel di kota Selatan Khan Younis.

"Kami mengarahkan pesawat untuk menargetkan "teroris" dalam dua operasi terpisah di wilayah tersebut," ujar lembaga pertahanan itu.

Beberapa pertempuran terberat dalam beberapa hari terakhir dilaporkan terjadi di Khan Younis. Di mana terjadi pertempuran darat serta serangan udara rutin.

IDF juga mengklaim telah menemukan lebih dari 15 terowongan bawah tanah di kawasan pusat Al Maghazi. Pasukan IDF menemukan peluncur roket, rudal, UAV, alat peledak, dan mesin yang digunakan untuk membuat roket.

6. Perundingan Baru dengan Hamas

Menteri Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dilaporkan telah menghubungi para pemimpin Hamas dan Jihad Islam Palestina (PIJ) untuk berdiskusi dengan mereka terkait mulainya kembali perundingan mengenai kesepakatan pertukaran tahanan dengan Israel.

Dalam laporan surat kabar Lebanon, Al Akhbar, Kamel meminta kedua pihak untuk "segera" mengirim delegasi ke Mesir.

"Komunikasi juga terjadi dengan pihak Qatar, yang sebelumnya diminta AS untuk memberikan tekanan pada Hamas agar menerima rencana pertukaran bertahap, namun ditolak oleh pimpinan politik Hamas," kata surat kabar tersebut.

"Awal pekan ini, delegasi keamanan Israel mengatakan kepada Kamel proposal mereka yang telah diubah dari proposal sebelumnya yang memuat "ketentuan baru terkait gencatan senjata, bantuan, dan mekanisme pertukaran," tambah laporan itu.

7. Anggota DPR Israel Mau Bantai Warga Palestina

Pernyataan kontroversial muncul dari angola DPR Israel. Wakil Ketua Knesset (parlemen Israel) dari Partai Likud, Nissim Vatur, mengatakan Gaza dan rakyatnya harus dibakar.

"Saya tidak merasa kasihan pada mereka," tambahnya dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio Kol Barama.

Vatur kemudian mengatakan dalam sebuah postingan di X bahwa ia membuat pernyataan itu untuk mendorong "pemusnahan teroris yang masih berada di Gaza". Karena tambanya "semua warga negara telah dievakuasi ke selatan sejak lama".

8. Inggris Minta Israel Jamin Kebutuhan Potok Warga Gaza

Pemerintah Inggris memandang bahwa Israel sebagai kekuatan pendudukan mempunyai kewajiban berdasarkan hukum kemanusiaan internasional untuk menyediakan pasokan dasar bagi masyarakat Gaza. Poin ini ditegaskan Menteri Luar Negeri David Cameroon.

Pada hari Selasa, dalam pemeriksaan silang pertamanya oleh anggota parlemen di komite urusan luar negeri, Cameron mengakui bahwa Israel seharusnya tidak mematikan pasokan, dan harus memulihkan air.

"Saya mendesak Israel untuk menghilangkan hambatan dalam pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut yang berisiko mengalami "kelaparan yang nyata dan meluas," tambahnya.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 10 Update Gaza: Israel Buldozer Warga-AS Turun-Perang Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular