RI Dihantui Krisis Kedelai, Bos ID Food Respons Begini

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
08 January 2024 11:23
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan  dan  Wamen BUMN I Kartika Wirjoatmodjo saat jumpers Kinerja ID Food di Jakarta, Senin (8/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Foto: Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan dan Wamen BUMN I Kartika Wirjoatmodjo saat jumpers Kinerja ID Food di Jakarta, Senin (8/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perajin tahu-tempe mengeluh kesulitan mendapat kedelai di pasaran. Padahal, pemerintah sudah menetapkan kedelai menjadi salah satu kebutuhan pokok yang harus tersedia cadangannya. Perajin pun mendesak impor segera direalisasikan.

Saat ini impor kedelai dilakukan oleh importir swasta. Pemerintah juga menugaskan BUMN Pangan mengimpor kedelai untuk mengisi cadangan pangan pemerintah (CPP).

Namun ID Food selaku Holding BUMN Pangan menyebut instansi lain yang lebih berwenang dalam impor kedelai.

"CPP jagung, beras, kedelai itu di Bulog, selebihnya 9 komoditas (seperti) minyak goreng ada di kita," Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Senin (8/1/2024).

Meski demikian, dia tak menampik jika ke depan bisa saja ID Food mengimpor kedelai. Namun hingga kini belum ada penugasan yang masuk untuk melakukannya.

"Dimungkinkan, tapi sekarang tidak," kata Frans.

Sebelumnya, Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin memperkirakan keterbatasan bahan baku kedelai sudah berlangsung sekitar dua bulan terakhir.

"Mulai langka akhir November, Desember makin hilang, bahkan tidak ada di provinsi, beberapa kabupaten, sehingga dari 150 ribu lebih perajin, kira-kira 20-30% bisa 50.000 perajin grounded karena nggak ada kedelainya, dan itu bisa setengah juta orang nganggur," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/1/2024).


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kedelai Langka, Tanda Serangan Houthi Mulai Ngefek ke RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular