
Update Perang Gaza! Korban Tewas 22.438, Israel Panas ke AS

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan masih terus dilakukan Israel di Gaza, Palestina. Korban tewas terus berjatuhan dari warga sipil, dalam serangan yang diklaim Israel untuk menghancurkan Hamas.
Dalam update terbaru AFP, Jumat (5/1/2024), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan serangan Israel sudah menewaskan 22.435 orang sejak meletus 7 Oktober hingga Kamis waktu setempat. Dalam 24 jam terakhir, korban jiwa menembus angka 125 orang di mana 57.614 terluka.
Mengutip Al-Jazeera salah satu serangan terbaru Israel adalah bom dahsyat di Rafah, Gaza Selatan. Petugas penyelamat hingga berita ini diturunkan masih mencari warga di antara reruntuhan.
"Serangan udara ini telah meratakan sebuah bangunan tempat tinggal. Sejumlah warga Palestina terluka menurut laporan awal dari lokasi," kata koresponden Tareq Abu Azzoum melaporkan dari lokasi kejadian.
"Operasi penyelamatan terus berlanjut karena masih banyak orang yang berada di bawah reruntuhan rumah yang diserang di wilayah tengah dan tengah Rafah," tambahnya menyebut 31 warga terbunuh.
Israel vs Lebanon
Sementara itu, perang Israel melawan Hamas di Gaza terancam meluas ke konflik regional yang melebar setelah serangan militer pemerintah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di Lebanon. Serangan itu sebelumnya menewaskan wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri, yang dimakamkan pada hari Kamis.
Arouri terbunuh pada hari Selasa di di Beirut selatan. Hizbullah, kelompok milisi Lebanon yang terkait Hamas, telah bersumpah membalas dendam pembunuhan Aruri dan enam anggota Hamas lainnya.
"Ini serangan serius terhadap Lebanon... dan perkembangan yang berbahaya," kata kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan.
Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel terhadap konflik besar-besaran. Ia mengatakan kelompoknya "tidak takut" menghadapi Israel, dan berjanji untuk berperang "tanpa batas" dan "tanpa aturan" jika Israel menyerang Lebanon.
Dalam pernyataan terbarunya, Netanyahu memberi kode perang baru memang akan terjadi dengan Lebanon. Kepada pejabat AS ia mengatakan "Israel berkomitmen untuk membawa perubahan mendasar di perbatasannya dengan Lebanon".
Ini disampaikan kantornya, dalam update pertemuan terbaru dengan utusan khusus AS Amos Hochstein di Tel Aviv. Diketahui, Israel dan Hizbullah setiap hari terlibat baku tembak lintas batas sejak perang di Gaza pecah, yang menyebabkan evakuasi masyarakat di kedua sisi perbatasan.
"Perdana Menteri Netanyahu mengatakan kepada utusan AS Hochstein bahwa setelah serangan mematikan pada 7 Oktober, Israel menjadi lebih bertekad, berani, dan bersatu dibandingkan sebelumnya," katanya dimuat Al-Jazeera Jumat.
"Negara-negara tetangga Israel yang saat ini tidak memahami hal ini akan melakukan hal yang sama dengan baik, di selatan, di utara dan di semua bidang lainnya," tegasnya.
Usir Warga Gaza ke Kongo dan Israel Panas ke AS
Di sisi lain, Israel mengecam keras AS. Bahkan, menyebut Negeri Zionis "bukanlah bintang lain di bendera Amerika".
Ini dikatakan Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir. Hal ini menanggapi kritik AS terhadap dirinya dan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich yang sebelumnya mengajukan rencana "migrasi sukarela pasca perang bagi warga Palestina dari daerah kantong Gaza yang diblokade" dan kembalinya warga Yahudi ke Gaza.
Ini pun terkait dengan laporan media lokal, Times of Israel, soal pemerintah Netanyahu yang melakukan pembicaraan rahasia dengan perwakilan dari Republik Demokratik Kongo, dan negara-negara Afrika. Ini untuk "memindahkan warga Gaza ke negeri itu secara sukarela setelah perang dengan Hamas berakhir".
Smotrich mengatakan sekitar 70% penduduk Israel mendukung usulan migrasi "sukarela warga Gaza ke Kongo" itu. Apalagi, tudinya saat berbicara kelembaga penyiaran publik Israel KAN, 2 juta orang di Gaza bangun setiap pagi dengan keinginan untuk menghancurkan Negara Israel dan membantai, memperkosa, dan membunuh orang Yahudi.
Ben-Gvir menambahkan bahwa Israel ingin "mendorong emigrasi yang disengaja". Menurutnya "kita perlu menemukan negara-negara yang bersedia menerima warga Palestina".
Retorika dari dua pejabat Israel tersebut ditolak AS. Paman Sam menyebutnya menghasut dan tidak bertanggung jawab dalam sebuah pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Departemen Luar Negeri.
Ben-Gvir dalam media sosial mengatakan urusan Israel untuk memutuskan hal itu. Apalagi mereka bukan bagian AS.
"Kami bukanlah bintang lain di bendera Amerika," kecamnya dalam pernyataan terbaru dikutip RT.
"Amerika Serikat adalah teman terbaik kami, tetapi pertama-tama kami akan melakukan yang terbaik untuk Negara Israel," ujarnya.
"Migrasi ratusan ribu orang dari Gaza akan memungkinkan penduduk di daerah kantong tersebut untuk kembali ke rumah mereka dan hidup dalam keamanan serta melindungi tentara IDF," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 7 Update Gaza! Perang Benar-Benar Meluas, 50 Roket Tembak Israel
