
Kilang RI Bisa Produksi Avtur dari Sawit, Begini Prosesnya

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai Subholding Refining & Petrochemical Pertamina buka-bukaan mengenai proses pembuatan bioavtur yang memanfaatkan minyak sawit sebagai campuran bahan bakar untuk penerbangan (avtur) di dalam negeri.
Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman bilang, dari pembuatan bioavtur di dalam negeri saat ini sebanyak 2,4% yakni memanfaatkan minyak nabati, sedangkan sebanyak 97,6% masih menggunakan bahan bakar dari fosil.
"Bioavtur, 2,4% itu adalah bahan bakar nabati, berarti kan 97,6% itu avtur yang kita produksikan dari Fosil," ujarnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (2/1/2024).
Taufik menjelaskan proses pembuatan bioavtur di Indonesia melalui co-processing yang dilakukan oleh kilang milik KPI di Kilang Hijau (Green Refinery) Cilacap Fase I. Dia menyebutkan bahan baku nabati tersebut dicampurkan melalui hydrotreating unit di kilang tersebut.
"Bagaimana kita memproduksikan? Produksinya adalah melalui co-processing tentunya. Co-processing di plant kita di Cilacap, bahwa 2,4% bahan bakar baku nabati tersebut itu di-mix dalam hydrotreating unit yang ada di kilang kita di Cilacap," jelasnya.
Dengan begitu, produk yang diproduksi dengan campuran bioavtur minyak sawit dengan bahan bakar fosil tersebut bernama Sustainable Aviation Fuel (SAF) oleh Pertamina. "Jadi sekali lagi bahwa 2,4% komponen nabatinya, 97,6% adalah avtur yang konvensional, artinya yang kita selama ini produksikan dari fossil fuel," tandasnya.
Sebagai informasi, kapasitas produksi bioavtur 2,4% sebesar 9.000 bph saat ini, setidaknya PT KPI mampu menghasilkan produksi bioavtur sekitar 1,4 juta liter atau 1.400 kilo liter (kl) per hari (asumsi 1 barel = 159 liter).
Proyek Green Refinery Cilacap Fase I ini telah memproduksi 3.000 barel per hari (bph) Hydrotreated Vegetable Oil (HVO) atau sejenis diesel.
Lalu, proyek kilang hijau ini juga telah memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau avtur dengan campuran minyak sawit 2,4% dengan kapasitas 9.000 bph. Produk SAF ini telah diuji coba terbang pada maskapai CN 235 yang dioperasikan PT Dirgantara Indonesia.
Green Refinery RU IV Cilacap juga memproduksi bioavtur/SAF berbahan baku minyak inti kelapa sawit atau Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) dengan avtur fosil yang kemudian diolah melalui metode co-processing.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Isi Perdana SAF Untuk Penerbangan Komersil