
Bisnis Panas Bumi Cerah! PGEO Kian Matang di Usia ke-17 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (PGEO) telah berhasil meraih kinerja positif secara berkelanjutan, dan konsisten menjalankan fungsinya sebagai perusahaan yang fokus menggarap energi baru terbarukan.
Buktinya, PGEO berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 19,7% year-on-year (YoY), dari US$ 111,4 juta menjadi US$ 133,4 juta atau Rp2,065 triliun pada kuartal III-2023. Capaian ini pun sukses melampaui raihan laba sepanjang 2022 yang pada saat itu hanya mencapai US$ 127,3 juta.
Kinerja apik emiten panas bumi tersebut berasal dari pendapatan usaha yang naik dari US$ 287,4 juta menjadi US$ 308,9 juta atau Rp 4,7 triliun.
Dengan pencapaian tersebut, peluang PGEO mencetak laba besar di 2023 bakal terealisasi. Apalagi bisnis energi panas bumi memiliki prospek yang sangat cerah.
Direktur Utama PGE, Julfi Hadi mengatakan, pengembangan energi panas bumi menjadi upaya nyata transisi energi terbarukan serta mendukung pemerintah mencapai target Net Zero Emission 2060. Proyek untuk mengembangkan panas bumi menurutnya sangat potensial, termasuk dari proyek eksisting, dan proyek yang masih bisa diperpanjang.
"Saya akan selalu mengingatkan bahwa geothermal is the only stable renewable energy yang punya peran penting untuk karbonisasi dan selama transisi ini menggantikan batu bara. Kita bisa lihat demand," jelas Julfi dikutip beberapa waktu lalu.
Dia pun optimistis bahwa ke depannya PGEO bisa terus tumbuh berkelanjutan dan berhasil menggaet partner strategis untuk mengembangkan energi bersih. Pasalnya menurut Julfi, PGEO memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun dalam mengembangkan energi panas bumi.
"Kami punya sumber daya dan kami perusahaan terbuka, kami akan terus melakukan akselerasi dan mendapatkan partner yang sesuai," tegas Julfi.
Seperti diketahui, PGEO berhasil menggandeng Chevron New Energies Holdings Indonesia Ltd. (Chevron) untuk mengembangkan Wilayah Kerja Panas bumi (WKP) Way Ratai, Lampung. Kedua pihak membentuk Joint Venture Company (JVC) yang dilanjutkan dengan pengurusan Izin Panas Bumi (IPB) serta perizinan lainnya.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendirian PT Cahaya Anagata Energy itu telah dilaksanakan pada 6 Desember 2023. Julfi Hadi mengatakan WKP Way Ratai ini sangat strategis dan salah satu yang terbaik di Indonesia.
"Posisi Way Ratai ini juga memiliki peran penting sebagai Hub di Sumatera sehingga bisa menambah nilai dari panas bumi dengan mengembangkan secondary product khususnya green hydrogen. Kami optimis kerja sama ini menjadi langkah maju yang positif," ujarnya beberapa waktu lalu.
Julfi mengatakan perusahaan patungan yang diberi nama PT Cahaya Anagata Energy dalam bahasa sansekerta, kata dia, Anagata berarti masa depan yang mencerminkan komitmen berkelanjutan kedua belah pihak dalam mengembangkan Energi Baru dan Energi Terbarukan (EBT) sebagai energi masa depan.
Bukan cuma di dalam negeri, PGEO juga bakal bekerja sama dengan perusahaan energi yang berbasis di Kenya yakni Africa Geothermal International Limited (AGIL). Salah satunya untuk potensi pengembangan panas bumi di Kenya.
PGEO memilih Kenya lantaran biayanya lebih murah dibandingkan Indonesia. Setidaknya biaya pengeboran satu sumur di Kenya hanya setengah dari biaya pengeboran sumur di Indonesia yang mencapai US$ 6 juta.
"Salah satu reason kenapa kita mau di Kenya, drilling cost mereka di bawah. Kalau di kita US$ 6 juta dia klaim almost half dan the first time kita lihat adalah kita exchange people ada orang Kenya sebentar lagi datang ke kita, kita juga mau melihat dari belajar ke kita," dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Kamis (21/9/2023).
Selain biaya pengeboran murah, Kenya juga memiliki potensi lapangan panas bumi yang cukup jumbo. Adapun satu lapangan di Kenya sendiri bisa memproduksi lebih dari 500 MW sementara di Indonesia rata-rata hanya berkisar di level 100-300 MW.
Ke depan, PGEO diharapkan bukan cuma fokus pada panas bumi, namun juga memaksimalkan produk sekundernya seperti green hydrogen, green ammonia, dan silika. Selain itu, memperluas market pasar ke luar negeri.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Hadir untuk Negeri! Gini Cara PGEO Tekan Emisi Karbon
