Indonesia Kelebihan Gas tapi Impor LPG 5,5 juta, Kok Bisa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan Indonesia harus mampu memanfaatkan sumber gas alam yang ada di tanah air untuk menekan impor energi. Setiap tahunnya, Indonesia mengimpor 5,5 juta ton LPG per tahun, dengan tren yang terus meningkat.
Padahal, Indonesia memiliki kelebihan gas alam yang diekspor dan produksi dalam negeri yang terus bertambah.
"LPG kita masih impor 5,5 juta ton per tahun dan trennya terus meningkat, sementara kita memiliki gas yang berlebih dan kita ekspor," kata Arifin dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Dia menambahkan ada beberapa temuan-temuan baru yang dapat dipercepat produksinya. Untuk itu, diperlukan pembangunan transmisi untuk listrik dan gas.
"Gas ini lah yang bisa menggantikan LPG yang bisa masuk ke rumah tangga, restoran, hotel, dan menggantikan yang kita impor," kata dia.
Dengan memanfaatkan gas alam dalam negeri maka impor bisa ditekan dan keamanan energi bisa dikembangkan.
Sebelumnya, Arifin menyampaikan terdapat 17 lokasi lapangan migas yang berpotensi mengandung Liquefied Petroleum Gas (LPG). Jika 17 lokasi yang mengandung LPG ini dapat diproduksikan, tentunya akan membantu negara dalam mengurangi impor. Apalagi terdapat potensi tambahan LPG sebesar 1,2 juta ton dari lokasi tersebut.
Pihaknya juga mengidentifikasi industri-industri yang saat ini masih membakar LPG. Salah satunya seperti yang ada di Kilang Cilacap.
(rah/rah)