Menko Airlangga Buka-bukaan Soal Kondisi Global 2024, Simak!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan 2024 bukanlah tahun yang makin mudah bagi perekonomian dunia.
Dia mengungkapkan, ada sejumlah risiko yang menghantui aktivitas ekonomi tahun depan. Mayoritas merupakan efek lanjutan dari risiko yang sudah terjadi sepanjang tahun ini, dan turut mempengaruhi ekonomi domestik.
"Kami menyadari bersama bahwa sepanjang tahun 2023 dinamika global menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangan ekonomi domestik. Ke depan, tantangan tidak bertambah mudah. Sejumlah risiko masih kita hadapi," kata Airlangga dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2024 di Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Ia menyebutkan, risiko-risiko itu ialah volatilitas harga komoditas yang masih tinggi, akibat tensi geopolitik yang belum mereda dan akan semakin meningkat, lalu tingkat pengetatan kebijakan moneter negara maju yang menekan aliran modal asing di negara-negara berkembang.
Selanjutmya, pertumbuhan ekonomi Tiongkok di bawah perkiraan yang dapat mengganggu rantai pasok global, serta kerentanan ketahanan pangan dan energi akibat perubahan iklim.
"Dengan berbagai tantangan tersebut, prospek ekonomi global akan lebih menantang. Dalam jangka pendek kami optimis, tahun 2023 ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5% dan tahun 2024 tumbuh 5,2% di tengah berbagai downside risks yang dihadapi," kata Airlangga.
Berbagai lembaga internasional sebelumnya juga telah mengonfirmasi berbagai risiko itu masih akan menghantui aktivitas ekonomi ke depan. IMF pun, dalam outlook per Oktober 2023 telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 hanya mampu sebesar 2,9%, turun dari proyeksi untuk 2023 sebesar 3%. Proyeksi itu juga telah turun dari kondisi 2022 sebesar 3,5%.
Sementara itu, World Bank memperkirakan 2024 hanya tumbuh 2,4% sedikit naik dari 2023 yang pertumbuhannya hanya 2,1%.
Pemerintah dan Komisi XI DPR RI pun sempat sepakat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk 2024 sebagai asumsi dasar ekonomi makro dalam pembahasan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2024 karena tekanan ekonomi global diperkirakan makin memburuk tahun depan.
Mulanya, dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2024 pertumbuhan ekonomi dipatok sebesar 5,3%-5,7%, namun kini menjadi di rentang 5,1%-5,7% setelah disepakati oleh Pemerintah dan Komisi XI DPR. Lalu, dalam rancangan akhir APBN 2024, asumsi makro untuk pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2%.
"Jadi dalam hal ini range batas bawah menurun itu menurut saya merefleksikan risiko yang meningkat dan dari asessment lembaga internasional menggambarkan bahwa perekonomian melemah di semester II tahun ini dan berlanjut di 2024," kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta.
Selain peperangan dan tensi geopolitik di berbagai kawasan, risiko yang memperlemah ekonomi global pada tahun depan menurut Kementerian Keuangan ialah inflasi dunia yang masih akan bertahan tinggi menjadi di level 5,8% dari yang biasanya di kisaran 2% ke bawah, pelemahan ekonomi China yang tumbuh di bawah 5%, volatilitas harga komoditas, shock akibat perubahan iklim, hingga risiko utang tinggi di berbagai negara.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fenomena Baru, Ekonomi Tumbuh Rakyat Malah Deg-degan Ga Punya Duit
