Korban Tewas Gaza Tembus 20.000 Orang, AS-Prancis Buka Suara
Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel ke Gaza masih terus terjadi. Ini dilakukan menyusul langkah Tel Aviv untuk membalas serangan lintas batas milisi penguasa wilayah itu, Hamas.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Sejauh ini, jumlah korban yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 20.000 jiwa.
Atas jumlah korban yang besar ini, Amerika Serikat (AS) pun ikut buka suara. Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Anthony Blinken menekankan pentingnya meminimalkan kerugian sipil dan memaksimalkan bantuan kemanusiaan.
Meski begitu, ia mengatakan bahwa cara tercepat untuk mengakhiri konflik adalah dengan menyerahnya Hamas.
"Bagaimana mungkin tidak ada tuntutan yang diajukan kepada pihak agresor dan hanya tuntutan yang diajukan kepada korban. Akan lebih baik jika ada suara internasional yang kuat yang menekan Hamas untuk melakukan apa yang diperlukan untuk mengakhiri hal ini," ujarnya dikutip Jerusalem Post, Rabu (20/12/2023).
Ditanya soal kemungkinan perdamaian keduanya, Blinken mengatakan bahwa masalah dalam menegosiasikan kesepakatan adalah Hamas. Ia menyebut saat ini Washington masih terus berupaya agar perdamaian kembali tercipta antara keduanya.
"Pertanyaannya adalah apakah mereka bersedia melanjutkan upaya ini. Namun tentu saja ini adalah sesuatu yang akan kami sambut dengan baik, saya tahu bahwa Israel akan menyambutnya dan dunia akan menyambutnya, jadi kita akan lihat apa yang mereka pilih untuk dilakukan," katanya.
Ucapan Blinken sendiri mirip dengan apa yang disampaikan Presiden AS Joe Biden. Ia mengatakan pihaknya tidak memperkirakan kesepakatan pembebasan sandera Israel-Hamas, yang sebelumnya menciptakan gencatan senjata, akan tercapai dalam waktu dekat.
"Saat ini tidak ada harapan bahwa akan ada kesepakatan dalam waktu dekat, namun kami mendorongnya," paparnya.
Respons Macron
Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan bahwa memerangi "terorisme" tidak berarti "meratakan Gaza atau menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu."
"Kita tidak bisa membiarkan gagasan bahwa perjuangan yang efisien melawan terorisme berarti meratakan Gaza atau menyerang penduduk sipil tanpa pandang bulu. Saya telah mendesak Israel untuk menghentikan respons ini karena tidak pantas, karena semua nyawa bernilai sama dan kami membelanya," katanya kepada France 5.
Meskipun ia mengakui "hak Israel untuk membela diri dan melawan teror," pemimpin Prancis tersebut menyerukan perlindungan warga sipil dan "gencatan senjata yang mengarah pada gencatan senjata kemanusiaan."
(luc/luc)