Nasib Montir Makan Tabungan, Order Sepi Parah Terjun Bebas

Jakarta, CNBC Indonesia - Di momen pasca-pandemi, masih banyak masyarakat yang terkena dampak keras akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung sekitar tiga tahun itu. Pekerja di sektor hilir otomotif seperti bengkel juga merasakan dampak akibat berkurangnya pendapatan.
Akibatnya, fenomena 'makan tabungan' pun terjadi. Fenomena ini melanda hampir semua kelompok masyarakat RI, kaya atau miskin, orang kota atau desa, pedagang atau petani, juga montir-montir bengkel.
Seperti yang dialami Tri, montir bengkel mobil di daerah Jakarta Selatan mengaku ada perbedaan yang cukup signifikan antara saat ini dibandingkan sebelum pandemi, di mana jumlah pendapatannya dari bengkel ada penurunan.
"Ada bedanya, sebelum pandemi lumayan pendapatan, montir yang tugas pun lebih banyak, kalau sekarang kan hanya sisa 2 aja," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (20/12/2023).
Ia sebagai pekerja mengakui kebijakan bosnya yang mengurangi pegawai merupakan salah satu cara efisiensi untuk tetap bertahan. Sebagai montir Ia sebenarnya bisa mendapatkan penghasilan lebih dengan memberi rekomendasi untuk mengganti sparepart yang sebenarnya masih bisa diselamatkan, namun Ia menolaknya.
"Kebanyakan kalau masih bisa diakalin bakal diakalin dulu, kecuali benar-benar parah baru harus diganti. Kalau gini dari sisi pendapatan gak sebesar bengkel yang apa-apa harus ganti," ungkap Tri.
Dalam beberapa kali lawatan CNBC Indonesia ke bengkel ini, Tri memang nampak jujur dengan memberi rekomendasi sesuai kondisi kendaraan. Jika memang tidak perlu mengganti suku cadang, maka Ia urung melakukannya. Cara ini membuat konsumennya jadi lebih percaya terhadapnya.
Di sisi lain, cara ini membuat perputaran suku cadang tidak semasif bengkel lain, utamanya ketika masa-masa awal pandemi Covid-19. Ia mengaku kala itu situasinya sulit hingga harus menggerus tabungan hingga meminjam uang kepada kerabat.
"Ada kali 7 bulanan awal sulitnya, makan tabungan pasti. Dulu boleh buka tapi gak bisa ramai-ramai karena dibatasi pemerintah. Kondisinya bukan drop lagi, tapi terjun bebas. Orang juga mungkin ngga pikirin kendaraan dulu, yang penting bisa makan dulu aja," katanya.
Kondisi saat ini sudah lebih baik, namun belakangan Ia juga harus menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok. Alhasil, Ia dan keluarganya harus lebih efektif dalam mengelola pendapatan.
"Setahu saya lagi pada mahal ya, cabe juga naik 2x lipat kata istri, ya semua lagi pada mahal, jadi harus diirit-iritin aja," sebut Tri.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pusat Otomotif Terbesar Resmi Dibuka di PIK 2
