ID Food Akui Realisasi Impor Gula Tahun Ini Tak Sesuai Kuota

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
Kamis, 14/12/2023 12:30 WIB
Foto: Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan. (CNBC Indonesia/Martya Sari)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengakui, pihaknya baru akan menyelesaikan sisa kuota penugasan impor gula tahun ini di tahun 2024 nanti. Alasannya karena batasan waktu untuk merealisasikan impor gula tahap kedua tahun ini telah berakhir pada Oktober lalu.

"Kami tahun ini dapat sekitar 250 ribu ton. Nah itu dibagi dua, tahap pertama 107.500 ton, realisasi kami 97.000 atau 98.000 ton, sudah 90% (terealisasi). (Sementara) tahap kedua ada beberapa kondisi. Batasan waktunya akhir Oktober. Secara batasan waktu sudah lewat," jelas Frans kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (14/12/2023).

Setidaknya, menurut Frans, untuk tahun 2024 nanti sekitar 129.000 ton dari kuota tahun ini akan diselesaikan pemasukannya. 


Frans mengatakan, ada kemungkinan sisa kuota yang belum terealisasi di tahun ini akan menjadi bagian dari penugasan tahun 2024 mendatang. Karena, menurutnya, dari segi waktu sudah tidak memungkinkan untuk gula impor tersebut sampai di tanah air sebelum tahun 2023 berakhir.

"Kelihatannya akan kita dapatkan bisa saja jadi bagian dari penugasan 2024. Karena sekarang tinggal 2 minggu lagi," ujarnya.

Sementara, dia menambahkan, untuk menyelesaikan kuota tahap I tersebut, masih ada sekitar 10.000 ton yang terkontrak dan sedang proses penyelesaian pemasukan ke Indonesia. Yang diprediksi baru akan tiba di Indonesia pada awal tahun 2024 nanti. Adapun gula impor tersebut didatangkan dari India sebanyak 70% dan sisanya dari Thailand.

Lebih lanjut, meskipun India sudah membuka kembali keran ekspornya, kata Frans, harga gula di India sudah berkisar US$780 sampai dengan US$ 800 atau setara Rp12,1 juta sampai dengan Rp12,4 juta per metrik ton. Padahal di awal tahun 2023 harga gula di India masih dibanderol US$625 sampai US$635 atau setara Rp9,69 juta sampai Rp9,85 juta per metrik ton (dengan asumsi Rp15.515/US$).

"India buka, tapi nggak banyak. Harganya sekarang berkisar sudah mendekati US$ 780 sampai US$ 800 per metrik ton. Kalau di awal tahun sekitar US$ 625 sampai US$ 635 (per metrik ton). Naiknya sudah cukup tinggi," ungkap Frans.


(dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Hampir Diperdagangkan di Kamboja, Begini Cerita Remaja Thailand