ID Food Jor-joran Renovasi-Bangun Pabrik Gula Cs Sampai 2027

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) atau ID Food bakal melakukan penguatan lini bisnis gula secara besar-besaran. Diantaranya, dimulai dengan melakukan revitalisasi pabrik gula.
Rencana ini masuk dalam pengembangan perusahaan yang disusun sampai tahun 2027 nanti. Pengembangan ini meliputi investasi untuk perbaikan fasilitas produksi milik ID Food.
Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengungkapkan, ID Food akan melakukan revitalisasi pabrik hingga pembangunan pabrik gula baru.
Rencana selanjutnya adalah memproduksi gula industri, di mana saat ini kebutuhan gula industri di Tanah Air masih sepenuhnya mengandalkan impor. Tahun 2022 kebutuhan gula nasional mencapai 6,68 juta ton dan sebesar 3,27 ton adalah gula industri.
"Saat kita bicara program pangan, ini program berkelanjutan dan kalau kita lihat saat ini dari sejarah ke belakang, siapa pun pemerintah biasanya concern ke pangan. Di tebu juga seperti itu. Harapan kami seharusnya pergantian pemerintah tidak akan berpengaruh banyak terhadap kebijakan-kebijakan kita, terutama kebijakan ini bagaimana kita menghilangkan ketergantungan importasi gula. Tentu ini harus didukung siap pun pemerintahnya yang akan datang," katanya dalam BUMN Performance Report 2023, CNBC Indonesia (Rabu, 30/08/2023).
Di samping gula, ID Food juga akan melakukan perbaikan untuk produksi peternakan dan perikanan.
"Perikanan sebagai salah satu sektor yang akan kita dorong ke depan sebagai salah satu sektor komoditas andalan untuk ekspor ke luar. Kami akan bermitra dengan para nelayan," ungkapnya.
Kemudian ID Food juga akan melakukan pengembangan untuk industri garam sebab sektor ini memiliki potensi yang besar.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat total produksi garam lokal mencapai 1,09 juta ton pada 2021. Dari angka itu petani garam lokal memproduksi 912 ribu ton dan 180 ribu ton dihasilkan dari produksi perusahaan pelat merah PT Garam (Persero).
Sedangkan kebutuhan garam khusus untuk sektor rumah tangga, komersial, peternakan mencapai 745 ribu ton.
"Ke depan kami akan melakukan pengembangan industri garam untuk bisa juga membangun industri untuk garam industri untuk mengurangi angka impor. Itu beberapa program yang sudah kami susun step by step agar nanti di 2027 ini kontribusi ID Food bisa cukup signifikan," tegas Frans.
Terkait permodalan, Frans mengatakan, pihaknya sudah mendapat dukungan yang mumpuni dari pemerintah.
"Selain membangun bisnis pangan, kami diminta Presiden untuk menguatkan kemampuan off taker kepada petani. Jadi, beberapa dukungan yang kami dapatkan salah satunya tahun ini diberikan pinjaman modal murah dari pemerintah lewat Kemenkeu (Kementerian Keuangan). Di mana, kami mendapat pinjaman jauh di bawah bunga komersial dari perbankan," ujarnya.
"Ini akan kami gunakan untuk melakukan bisnis yang related pangan pokok penting. Kami punya kemampuan untuk produksi dan off taker kepada petani. Dengan bunga lebih murah, kita bisa melakukan produksi dan menjual produk pangan yang kompetitif dan terjangkau. Tahun ini kami dapat plafon kurang lebih Rp 3 triliun dan tahun depan kemungkinan ada potensi mendapatkanRp16-18 triliun untuk bisa memperkuat sektor pangan," pungkas Frans.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Baik, Warga 7 Provinsi Ini Bakal Diguyur Bansos Pangan