Konferensi "Anti Kiamat" Kelar, Ini Hasilnya
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 200 negara yang mengikuti forum perubahan iklim, COP28, di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) berhasil menyetujui kesepakatan yang menyerukan transisi dari bahan bakar fosil. Ini terjadi setelah adanya dialog yang alot antara negara peserta terkait proposal tersebut.
Sebuah proposal terbaru yang diterbitkan oleh UEA Rabu (13/12/2023), menyerukan transisi dari bahan bakar fosil dalam sistem energi, dengan cara yang adil, teratur dan merata. Ini demi mempercepat tindakan dalam dekade kritis ini dalam mencapai nol bersih pada tahun 2050 sesuai dengan ilmu pengetahuan.
"Dengan referensi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk beralih dari bahan bakar fosil, Konsensus UEA mewujudkan perubahan paradigma yang berpotensi untuk mendefinisikan kembali perekonomian kita," kata Presiden UEA, Mohammed bin Zayed Al Nahyan, dalam pertemuan puncak tersebut melalui media sosial dikutip CNBC International.
"Semakin banyak perusahaan minyak dan gas yang untuk pertama kalinya melakukan upaya untuk mengurangi gas metana dan emisi. Dan kami memiliki bahasa mengenai bahan bakar fosil dalam perjanjian akhir kami," tambahnya.
Rancangan naskah kesepakatan tersebut juga mendesak upaya untuk mempercepat penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU). Termasuk meningkatkan kapasitas energi terbarukan secara global sebanyak tiga kali lipat serta menggandakan tingkat peningkatan efisiensi energi global pada tahun 2030.
Banyak yang percaya bahwa KTT COP28 hanya bisa dianggap sukses jika menghasilkan kesepakatan untuk "menghapuskan" semua bahan bakar fosil. Pada hari Senin, seorang aktivis muda berusia 12 tahun, Licypriya Kangujam, naik ke panggung untuk menyerukan tindakan terhadap masalah ini.
"Hentikan bahan bakar fosil. Selamatkan planet kita dan masa depan kita," katanya.
Pembakaran batu bara, minyak dan gas merupakan kontributor terbesar terhadap perubahan iklim. Ini menyumbang lebih dari tiga perempat emisi gas rumah kaca global dan bila tak diatasi bisa menyebabkan "kiamat" global.
(sef/sef)