Airlangga Blak-blakan Strategi RI Hadapi Guncangan Dunia

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Rabu, 13/12/2023 14:25 WIB
Foto: Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Dok Kemenko Perekonomian

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Indonesia terbukti menorehkan kinerja gemilang di tengah tantangan global, mulai dari pandemi, geopolitik hingga pelemahan ekonomi dunia. Selama delapan kuartal beruntun, ekonomi Indonesia tumbuh 5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang gemilang ini didukung oleh kuatnya konsumsi rumah tangga yang pada Kuartal III-2023 bertumbuh 5,06% (yoy) dan investasi naik 5,77% (yoy). Terdapat juga dua sektor yang berhasil tumbuh dua digit pada Kuartal III-2023 yakni sektor transportasi sebesar 14,7% (yoy) dan sektor terkait pariwisata 10,9% (yoy).

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang baik, Airlangga menegaskan inflasi di dalam negeri tetap terjaga. Hal ini ditopang oleh sinergi pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga inflasi Tanah Air.


"Tingkat inflasi kita terkendali dengan baik berkat koordinasi kuat antar lembaga terkait. Tiap minggu kita melacak harga komoditas di tiap daerah, termasuk bagaimana mereka menjaga biaya logistik di wilayahnya masing-masing. Kita belajar dari masa pandemi Covid yang lalu, bagaimana membuat tiap kabupaten/kota berkompetisi menangani pandemi agar menjadi yang terbaik, seperti halnya dalam penanganan inflasi ini," ujar Airlangga, pada acara Peluncuran Laporan Prospek Perekonomian Indonesia (Indonesia Economic Prospects/IEP) Edisi Desember 2023, di Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Kendati demikian, Airlangga menuturkan pemerintah tetap menyadari dan mewaspadai tantangan perekonomian global yang dapat menghambat kinerja ekonomi nasional.

"Sehingga, untuk menjaga prospek pertumbuhan dan memitigasi seluruh tantangan ke depan, kami telah menyiapkan serangkaian strategi," kata Airlangga.

Dalam jangka pendek dan menengah, dia menuturkan strategi utama pemerintah yakni meningkatkan konsumsi rumah tangga, mendorong investasi, mempercepat ekspor, yang dilaksanakan melalui koordinasi kuat antara sektor fiskal, moneter, dan riil.

Di antara yang telah dilakukan yakni Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat Daerah (TPID) yang menerapkan bauran kebijakan dan koordinasi yang kuat sehingga berhasil mengendalikan inflasi.

"Kami juga telah menindaklanjuti Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satgas Peningkatan Ekspor Nasional melalui penguatan pasokan ekspor, diversifikasi pasar ekspor, penguatan pembiayaan dan kerja sama internasional, serta pengembangan ekspor UMKM," kata Airlangga.

Dari perspektif jangka panjang, menurutnya, tahun 2024 akan menjadi tahun landasan penting sebelum pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045. Pendekatan pembangunan transformatif akan dilakukan untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Lebih jauh, dia menambahkan pemerintah akan melanjutkan rangkaian strategi kebijakan dalam meningkatkan keberlanjutan melalui percepatan transisi energi, pengembangan ekosistem mobil listrik, dan membangun penyimpanan karbon.

Kemudian, strategi selanjutnya adalah meningkatkan produktivitas melalui inovasi digital serta melanjutkan reformasi dan transformasi struktural yang mencakup percepatan proyek infrastruktur pada konektivitas, peningkatan kualitas kelembagaan, penerapan Undang-Undang Cipta Kerja, dan industrialisasi.

"Kami juga optimistis dengan langkah positif aksesi keanggotaan Indonesia di OECD, bahwa Indonesia akan menjadi negara ASEAN pertama yang menjadi anggota OECD. Keanggotaan itu akan membawa beberapa manfaat di antaranya yakni peningkatan reputasi dan transparansi, standar kebijakan yang tinggi, dan peningkatan kepercayaan investor terhadap Indonesia, sehingga targetnya kita akan bisa keluar dari middle income trap," pungkas Airlangga.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: RI Jadi Negara Pengguna AI Tertinggi di Asia Tenggara