Pengusaha RI Menjerit, Terbebani Suku Bunga & Kurs

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha mengungkapkan pihaknya tengah tertekan akibat tekanan global, termasuk suku bunga tinggi, ketidakpastian geopolitik, persaingan Amerika Serikat dan China serta kompleksitas digitalisasi, termasuk Artificial Intelligent.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua APINDO Shinta Kamdani dalam Dialog APINDO-Capres 2024 Roadmap Perekonomian Indonesia 2024-2029, di Jakarta, Senin (11/12/2023).

Shinta menuturkan akibat tekanan global ini, survei APINDO mencatat 75% pengusaha mengalami perlambatan dalam hal penjualan. Menurutnya, pengusaha sangat terbebani dengan suku bunga dan nilai tukar.

"4 dari 10 pengusaha mengalami penjualan stagnan dan terbebani kurs dan suku bunga tinggi akibat tekanan global," kata Shinta.

Baca: RI Dilanda Kekeringan Uang, Negara Lain Ternyata Juga Sama!

Oleh karena itu, dia mengatakan kolaborasi menjadi kunci. Kolaborasi ini dilakukan untuk menciptakan strategi agar Indonesia bisa produktif dan berdaya saing. Kendati menghadapi guncangan, Shinta menegaskan pengusaha masih optimistis terhadap prospek pertumbuhan usaha.

Pasalnya, kata Shinta, 40% pengusaha yakin bisnis di Tanah Air bisa tumbuh lebih dari 5% dan 30% pengusaha yakin dunia usaha mencapai 3-5%.

"58% pelaku usaha yang penting masih berencana melakuan ekspansi usaha dan investasi," paparnya. Meskipun optimistis, Shinta menegaskan dunia usaha tetap berharap adanya perubahan konkret ke depannya.

"Ini bisa terwujud dengan transformasi ekonomi dan faktor penciptaan produktivitas," tegasnya.

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article APINDO Berharap Kebijakan Capres Ciptakan Peluang Ekonomi