Pertamina Nambah Bioetanol 10% di 2026, Pasokan Cukup?
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commmercial & Trading Pertamina mengungkapkan pada tahun 2026 mendatang perusahaan akan mengembangkan produk campuran antara bioetanol menjadi 10% khususnya yang berasal dari tetes tebu (molase) dengan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Memang, saat ini Pertamina sudah mengkomersialisasikan campuran antara BBM dengan bioetanol sebanyak 5% (E5) yang menghasilkan produk Pertamax Green 95. Ke depannya, pada tahun 2026, Pertamina akan mencampurkan sebanyak 10% bioetanol dalam BBM.
Namun, apakah dengan menambah jumlah campuran bioetanol menjadi 10% di tahun 2026 diikuti dengan ketersediaan produksi bioetanol dalam negeri?
Menjawab pertanyaan tersebut, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga, Riva Sihaan mengatakan saat ini produksi bioetanol Pertamina Patra Niaga telah bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) bersama dengan PT Energi Agro Utama (Enero), anak usaha dari PT Sinergi Gula Nusantara (SGN).
Adapun, produksi bioetanol yang tersedia saat ini menyentuh 30 ribu kiloliter (kl) per tahun. Rencana penambahan campuran bioetanol menjadi 10% pada tahun 2026 mendatang, diklaim Riva akan tercukupi dari produksi yang ada saat ini mencapai 30 ribu kl per tahun. "10% ini masih cukup kok dari yang 30 ribu itu tadi," jelas Riva kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Rabu (6/12/2023).
Adapun, ke depannya Riva mengatakan bahwa pihaknya akan terus bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN) untuk memproduksi bioetanol. "Sambil nanti kita pengembangan pabrik-pabrik etanol bersama dengan PTPN," tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya tidak menutup kerja sama dengan berbagai perusahaan swasta lainnya untuk mengembangkan bioetanol dalam negeri. "Mungkin nanti perusahaan-perusahaan swasta yang nanti akan bekerja sama dengan Pertamina," tandasnya.
Adapun, Riva menyebutkan pada tahun 2024 hingga 2025 mendatang, pihaknya masih akan fokus pada pengembangan pencampuran bioetanol sebesar 5% seperti yang saat ini dilakukan. "Di tahun 2024 dan 2025 kita masih fokus ke 5%, tapi nanti di 2026 itu kita akan masuk rencananya ke 10%," ungkap Riva.
(pgr/pgr)