
Inflasi Semen Bulan November Turun, Apa Penyebabnya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada tren penurun permintaan semen di bulan November 2023. Yang kemudian menyebabkan harga semen turun.
Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud mengatakan, pada bulan November 2023, terjadi inflasi harga perdagangan besar (IHPB) pada kelompok bangunan/ konstruksi sebesar 0,04% secara bulanan dan 0,99% secara tahunan, dan sejak awal tahun sebesar 0,62%.
Salah satu komoditas yang mengalami penurunan adalah semen.
"Perlambatan permintaan pengembang properti dan rumah tangga menyebabkan penurunan harga semen," katanya dalam konferensi pers, Jumat (1/12/2023).
"Selain itu, dari sisi produksi, harga batu bara yang turun menurunkan harga semen," tambahnya.
Penyebab lain turunnya harga semen, kata Edy, juga pengaruh dari proyek pemerintah.
"Pembangunan infrastruktur pemerintah banyak yang sudah terealisasi di bulan sebelumnya sehingga kemungkinan demand semen pemerintah juga mulai turun," jelas Edy.
"Proyek-proyek pemerintah sudah mulai tahap finishing ya sehingga permintaan semen turun," tambahnya.
Edy menjabarkan perkembangan harga sejumlah komoditas bangunan dan konstruksi pada bulan November 2023, hampir seluruh kelompok jenis bangunan mengalami inflasi, kecuali kelompok bangunan dan instalasi listrik, gas, ari minum, dan komunikasi yang mengalami deflasi sebesar 0,03%.
Diantaranya adalah aspal naik 0,53% sehingga memberikan andil inflasi 0,04%, lalu kawat dan sejenisnya naik 0,41% dengan andil 0,01%, serta besi konstruksi bangunan naik 0,25% dengan andil 0,01%.
"Sementara bahan bangunan dari seng turun 1,29% dengan andil 0,01%, kemudian semen turun 0,0% dengan andil 0,01%, lalu solar turun 0,28% dengan andil 0,02%," pungkas Edy.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dituding jadi Biang Polusi, Ini Fakta Operasi Pabrik Semen
