AS Cabut dari Proyek Kebanggaan Jokowi, China Masuk?

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
Kamis, 30/11/2023 10:45 WIB
Foto: Presdien Joko Widodo (Jokowi) Saat Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim, Senin (24/1/222). (Foto: BPMI Setpres)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus membuka kesempatan bagi investor asing untuk dapat melanjutkan proyek hilirisasi batu bara di dalam negeri. Hal tersebut menyusul hengkangnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) Air Products and Chemicals, Inc dari proyek itu.

Sebagaimana diketahui, hilirisasi menjadi proyek kebanggaan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Hilirisasi bahkan kerap dibangga-banggakan Jokowi karena mampu meningkatkan nilai tambah.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan saat ini pemerintah terus mencari investor yang cocok untuk merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Salah satunya dari negara China.


"Secara teknologi kan yang saya tahu adanya di Amerika Serikat, sama dulu ada di Afrika Selatan, ada tuh Sasol (pabrik konversi batu bara Afrika Selatan). Tapi sekarang China juga udah punya hal seperti itu," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Kamis (30/11/2023).

Oleh sebab itu, Dadan menyebut saat ini Indonesia membuka kesempatan pada investor asing yang memiliki teknologi hilirisasi batu bara, untuk bisa mengembangkan program hilirisasi batu bara dalam negeri.

"Kita basisnya itu terbuka, investasi terbuka untuk siapapun yang bisa berikan manfaat lebih saja untuk negara dan itu basisnya kan business-to-business antara perusahaan nasional yang melakukan kerja sama," kata Dadan.

Saat ini perusahaan pertambangan batu bara dalam negeri juga terus berupaya dalam mencari investor agar bisa menjalankan program hilirisasi batu bara di Tanah Air.

"Tapi upaya-upaya ini terus jalan misal PTBA, KPC, Arutmin, Berau, Kideco Jaya Agung. Itu sekarang lagi berupaya melakukan itu (hilirisasi). Kenapa, karena kebijakan pemerintah ESDM aturan nya adalah untuk peraturan pertambangan itu harus ada hilirisasi nya," tandasnya.

Sebelumnya, Plt. Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Bambang Suswantono menyatakan, bahwa untuk mendukung hilirisasi batubara, pemerintah menyediakan tiga insentif bagi perusahaan yang berkomitmen untuk melakukan hilirisasi batubara.

Insentif itu diantaranya: Pertama, pengurangan tarif royalti batubara khusus untuk gasifikasi batubara hingga 0%. Kedua, pengaturan harga batu bara khusus untuk meningkatkan nilai tambah (gasifikasi) yang dilaksanakan di mulut tambang.

"Insentif ketiga ialah masa berlaku Izin Usaha Pertambangan batubara yang dikhususkan pada batubara untuk gasifikasi diberikan sesuai dengan umur ekonomis industri gasifikasi batubara," terang Bambang seperti dikutip dari website resmi Kementerian ESDM, Jumat (29/8/2023).

Seperti diketahui, program hilirisasi batu bara yang digencarkan Presiden Jokowi hingga kini tak kunjung jalan. Terlebih, ketika perusahaan petrokimia asal AS, yakni Air Products and Chemicals Inc, mundur dari dua proyek gasifikasi batu bara di Indonesia.

Padahal, Presiden Jokowi membanggakan proyek gasifikasi batu bara ini karena bisa menekan impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) nasional, dan pada akhirnya bisa menghemat devisa negara.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: MIP Masih Dikaji, ESDM Tegaskan Tak Ada Insentif DMO Batu Bara