
NATO Respons Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza, Sebut Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi militer Barat, NATO, ikut buka suara soal situasi di Gaza, Palestina. Hal terbaru disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, Selasa waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan pers di setelah pertemuan informal para menteri luar negeri NATO di Brussels, ia menegaskan keprihatinannya mengenai perang di Timur Tengah (Timteng). Ia juga menyambut baik perpanjangan jeda permusuhan antara Israel dan Hamas dan berharap jeda tersebut akan diperpanjang.
"Jeda ini memungkinkan adanya bantuan yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat di Gaza, pembebasan lebih banyak sandera dan penyediaan lebih banyak bantuan kemanusiaan," kata pimpinan NATO itu dikutip Anadolu Agency, Rabu (29/11/2023).
Stoltenberg juga menegaskan kembali posisi aliansi. Bahwa sebagai NATO, tidak memainkan peran aktif dalam konflik Israel-Palestina.
"Beberapa sekutu aktif dengan cara yang berbeda. Namun organisasi NATO tidak terlibat langsung... salah satu pesan dari NATO adalah pentingnya konflik ini tidak meningkat menjadi konflik regional yang lebih besar," tambahnya.
"Kami juga membahas tantangan yang muncul dari lingkungan selatan kami. Saya telah menunjuk sekelompok ahli independen untuk mengatasi hal ini secara rinci. Mereka akan menyerahkan rekomendasi pada musim semi mendatang," tegasnya lagi.
Dikatakan lagi oleh Stoltenberg pihaknya juga akan menganalisis beberapa konflik. Timur Tengah juga menjadi prioritas.
"Masih terlalu dini untuk mengatakan dengan tepat apa yang akan mereka simpulkan. Namun, sebagian dari ketidakstabilan yang kita lihat di negara-negara tetangga di selatan aliansi ini juga terkait dengan ketidakstabilan dan konflik yang telah terjadi selama beberapa dekade di Timur Tengah," ujarnya.
"Menjunjung tinggi hukum internasional dan mematuhi hukum humaniter adalah penting, apa pun jenis konfliknya," pungkasnya lagi.
Israel melancarkan kampanye militer besar-besaran di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober. Sejak itu, serangan ini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan sementara di sisi Israel, Tel Aviv kehilangan nyawa dari 1.200 penduduknya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Gaza Lanjut, Gencatan Senjata Israel-Hamas Bubar
