
Ekspor 'Narkoba' Kratom Serius, Jokowi-Mendag Ngobrol 4 Mata

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) rapat internal bersama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di Istana Kepresidenan, Senin (27/11/2023). Pembahasan yang dilakukan mengenai tata kelola perdagangan tanaman herbal kratom.
"Ya laporan pekerjaan, antara lain laporan mengenai jenis tanaman kratom," kata Zulhas saat ditanya wartawan usai rapat yang berlangsung sekitar 1 jam lebih.
Menurutnya tanaman Kratom sangat menguntungkan, khususnya bagi petani di Kalimantan. Sehingga perlu ditata perdagangannya.
"Itu kan menguntungkan petani di Kalimantan Barat, jadi untuk ditata perdagangannya," imbuhnya.
Namun ia belum mau menjelaskan bagaimana tata kelola tanaman kratom yang mau dilakukan pemerintah, begitu juga dengan potensi nilai yang bisa diraih dari perdagangan tanaman yang mengandung zat narkotika ini.
Sebagaimana diketahui Kratom termasuk memiliki kandungan yang dapat dikategorikan narkotika golongan I. Ekspor kratom sudah dilakukan RI dari beberapa tahun lalu dan masih berlanjut sampai saat ini.
![]() Tanaman Kratom. (Dok. Detikcom/Rachman) |
Namun Badan Narkotika Nasional dan Kementerian Kesehatan tengah melakukan kajian apakah Kratom apakah termasuk dalam narkotika atau tidak.
Hanya saja peluang ekspor kratom sangat besar dimana nilai ekspornya mencapai ratusan miliar.
Sebelumnya RI sudah melakukan ekspor kratom ke beberapa negara. tidak main-main pada tahun 2020 nilai ekspornya menyentuh 16,23 juta atau setara Rp 252,07 miliar (Rp 15.531/US$).
Melansir data BPS yang diolah Kemendag, nilai ekspor kratom dengan HS 12119099 Indonesia sempat turun dari US$ 16,23 juta pada 2018 menjadi US$ 9,95 juta pada 2019. Kemudian, kembali meningkat lagi nilai ekspor kratom pada 2020, yakni US$ 13,16 juta dan terus menunjukkan tren meningkat hingga 2022.
Kinerja ekspor yang positif ini terus berlanjut pada 2023. Tercatat sepanjang Januari-Mei 2023, nilai ekspor kratom Indonesia tumbuh 52,04% menjadi US$ 7,33 juta atau sekitar Rp 114,3 miliar (kurs Rp 15.600).
Sementara itu, secara volume, sejak 2018 hingga 2021 selalu mengalami penurunan dengan tren pelemahan sebesar -14,81%. Lalu pada 2022, volume ekspor kratom mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 87,90% menjadi 8.210 ton.
Pertumbuhan yang positif itu berlanjut pada periode Januari-Mei 2023 dengan nilai pertumbuhan sebesar 51,49%, jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022.
Kemudian, jika melihat negara tujuan utama ekspor kratom Indonesia, Amerika Serikat menempati urutan pertama pada periode Januari-
Mei 2023, yakni sebesar US$ 4,86 juta, diikuti Jerman US$ 0,61 juta, India US$ 0,44 juta, dan Republik Czech US$ 0,39 juta.
(emy/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daun Kratom di RI Tanaman Herbal, Kok Bisa Jadi Narkoba?
