
Putin Sebut Bantu Gaza Palestina "Tugas Suci" Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukan empatinya ke warga Gaza, Palestina. Ia pun berujar "tugas suci" bagi negaranya membantu wilayah Palestina itu.
Hal itu terungkap saat ia berbicara terkait kengerian yang terjadi di Gaza pasca serangan Israel. Pernyataan itu keluar sehari setelah konferensi video darurat terkait Gaza diselenggarakan pemimpin BRICS (Brasil-Rusia-India-China-Afrika Selatan (Afsel).
Dalam pemaparannya, Putin mengatakan Moskow memiliki kewajiban moral untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di Gaza. Pemimpin Rusia itu kemudian menggambarkan pemberian bantuan kepada warga sipil Palestina di Gaza sebagai "tugas suci".
"Ini adalah misi yang sangat penting, bersifat kemanusiaan, dan mulia. Kita perlu membantu orang-orang yang menderita akibat kejadian yang sedang berlangsung," ungkapnya dikutip Russia Today, dikutip Kamis (23/11/2023).
Sebelumnya, ia mengatakan kepada para pemimpin BRICS bahwa dirinya tersentuh oleh video yang menggambarkan anak-anak Palestina dioperasi tanpa anestesi. Kematian ribuan orang, ujarnya, adalah keprihatinannya yang paling mendalam.
"Ketika Anda melihat bagaimana anak-anak dioperasi tanpa anestesi. Hal ini tentu saja menimbulkan perasaan yang sangat istimewa," tambah Putin.
Sementara itu, terkait target jangka panjang, Putin juga ingin melihat perdamaian abadi di wilayah tersebut. Menurutnya, ini hanya dapat dicapai berdasarkan resolusi PBB sebelumnya yang menyerukan pembentukan dua negara, Israel dan Palestina.
Menurut Putin, negara-negara anggota BRICS lainnya harus mempunyai pendirian yang sama dengan Rusia dalam banyak hal. Seperti yang ditunjukkan oleh cara mereka memberikan suara di Majelis Umum PBB.
"Kelompok ini dapat memainkan peranan yang penting," catatnya.
Konflik antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober silam. Serangan Hamas ke wilayah Selatan Israel, akibat serbuan ke Al-Aqsa awal tahun dan pendudukan Yahudi, menewaskan 1.200 orang serta menculik 240 warga Israel.
Pemerintah PM Benjamin Netanyahu kemudian membalas dengan melakukan pemboman sporadis ke wilayah Gaza hingga hari ini. Netanyahu menyebut negaranya sedang dalam perang dan tujuannya saat ini adalah untuk memusnahkan Hamas.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Sejauh ini, jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 14.000 jiwa, dengan porsi besar jumlah itu berasal dari kelompok usia anak-anak.
Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Jalur Gaza adalah "tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak". Ia menggarisbawahi lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan telah terbunuh sejak 7 Oktober.
"Dampak sebenarnya dari perang terbaru di Palestina dan Israel ini akan diukur dari kehidupan anak-anak - mereka yang hilang akibat kekerasan dan mereka yang selamanya berubah karenanya," katanya.
"Tanpa adanya penghentian pertempuran dan akses kemanusiaan penuh, kerugian yang ditimbulkan akan terus meningkat secara eksponensial," ujar Russeli.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Putin Warning Ada Provokator di Perang Hamas-Israel, Siapa?
