
Tanda 'Kiamat' Dealer di RI Mulai Terlihat, Ciri-Cirinya Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku industri otomotif terus mencari cara agar bisa menjangkau konsumennya tanpa harus bertemu tatap muka secara langsung. Dealer dan bengkel mobil pun sudah mulai beralih untuk menggunakan sistem online dalam menjual produknya.
Meski demikian, peran dealer maupun bengkel tetap hidup meski penjualan online terus berkembang. Penyebabnya karena sejumlah sparepart tetap membutuhkan penanganan dari teknisi langsung di dealer maupun bengkel resmi.
"Kita mau lagi coba juga omnichannel, semua cara akan kita pakai. Tapi kalau jualan online doang tanpa ada store ya dikirim tapi belum tentu bisa pasang. Jadi kita punya toko offline cukup banyak, kita manfaatkan itu," ungkap Head of Retail Marketing and Business Development PT Astra Otoparts Lie Se Chiang kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/11/2023).
Konsumen sebenarnya sudah bisa melakukan pembelian secara online melalui platform digital, misalnya untuk beberapa sparepart seperti oli, aki, hingga ban. Namun, masih banyak konsumen yang memilih datang langsung ke tempat agar permasalahan di kendaraannya bisa langsung tertangani. Alhasil penjualan offline masih mengungguli online.
![]() Karyawan menyiapkan motor yang akan dibawa oleh konsumen di showroom penjualan sepeda motor listrik Uwinfly dikawasan Otista, Jakarta, Jumat, 26 November 2021. Pandangan negatif masyarakat Indonesia terhadap kendaraan yang menggunakan energi listrik sebagai sumber energi, perlahan mulai luntur. Hal ini bisa dilihat, dari mulai banyaknya jumlah sepeda motor berteknologi canggih itu yang terjual di Tanah Air. Data dari Kementerian Perhubungan menunjukkan, penjualan mobil dan motor listrik di Indonesia selama dua tahun terakhir menunjukkan kenaikan yang cukup besar. Berdasarkan data jumlah Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) dari Kemenhub, per Agustus 2021, untuk penerbitan SRUT kendaraan roda dua kenaikannya tiga kali lebih besar, yaitu mencapai 7.526 unit dibandingkan tahun sebelumnya. Kepala Cabang Dealer Motor Uwin fly Wahyudi Amran mengatakan motor ini mengatakan penjualan motor listrik kurang lebih PO 2000 unit per bulan untuk jenis sepeda dan motor. "Untuk harga motor dijual dari Rp 9 juta sampai Rp 15 juta untuk tipe roda dua. Untuk tipe roda tiga paling tinggi Rp20 juta". Katanya saat diwawancarai oleh CNBC Indonesia.Meskipun masih jauh di bawah penjualan kendaraan dengan mesin konvensional, namun pencapaian itu menunjukkan tingginya minat masyarakat Indonesia dalam menggunakan kendaraan listrik. Sayangnya, sampai saat ini masih ada beberapa kendala yang membuat calon konsumen ragu untuk beralih ke mobil dan motor listrik. Seperti harga jualnya, harga baterai, dukungan purna jual, hingga ketersediaan infrastruktur.Badan Riset dan Inovasi Nasional mengatakan bahwa kegiatan riset dan inovasi pada kendaraan listrik dapat menjadi titik penting, untuk menyiapkan industri dalam negeri dalam mendukung era kendaraan listrik di Indonesia. Meski perkembangan industri mobil listrik sudah berjalan cepat khususnya tiga tahun terakhir, namun untuk dapat mengejar perkembangan global maka BRIN akan fokus pada tiga teknologi kunci yaitu teknologi motor, teknologi baterai dan teknologi charging station. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki) |
"Perbandingan masih banyak di tempat, kisaran 80-20% pasti dominan yang offline, rata-rata bengkel authorized masih mendorong untuk konsumen datang semua, dan masih banyak orang awam. Tapi adanya penjualan online mengimbangi peran in store dan online mobility service," sebut Lie Se Chiang.
Semakin berkembangnya penjualan online di produk otomotif membuat e-commerce melihat ini sebagai peluang. E-commerce seperti Lazada bahkan membuat kanal khusus otomotif yakni Laz Otomotif karena penjualan di sektor ini sudah terlihat adanya kenaikan. Namun, e-commerce mengklaim bahwa penjualan produk otomotif secara online tidak membuat bengkel offline menjadi ditinggalkan.
"Bengkel tradisional gak terpinggirkan, justru bengkel tradisional ada banyak di kita, jadi mereka ikut menjual. Namun karena banyak suku cadang butuh pemasangan, teman-teman ini menjembatani dalam pemasangan. Dan produk otomotif di kami juga naik tiga kali lipat dalam beberapa tahun ini," kata VP Automotive Category Lazada Indonesia Canggih Satriatama kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/11/23).
Adanya platform digital tidak bisa dipandang sebagai pesaing bagi diler yang sudah ada lebih dulu. Sebaliknya, jangkauan diler bisa semakin meluas karena produk yang dijual bisa lebih tersampaikan ke orang banyak. Alhasil, kondisi ini belum membuat adanya arah menuju 'kiamat diler' karena keduanya, baik penjualan online maupun diler berjalan beriringan.
"Justru kami kerja sama dengan teman-teman diler karena setelah membeli kendaraan, perjalanan menikmati kendaraan cukup masif gimana menyediakan suatu fasilitas dalam membeli kendaraan. Jadi jangan dipandang sebagai kompetitor, justru kami ada untuk menjangkau lebih jauh, jadi teman-teman diler kami bisa bantu untuk menjangkau lebih banyak audiens," ujar Canggih.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Berikut Panduan Lengkap Menghadiri GIIAS 2023