Internasional

10 Update Perang Gaza: AS Warning Israel-Respons Arab Saudi

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
17 November 2023 05:24
Tentara Israel saat operasi darat tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza, Senin (13/11/2023). (Israel Defense Forces/Handout via REUTERS)
Foto: Tentara Israel saat operasi darat tentara Israel melawan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza, Senin (13/11/2023). (Israel Defense Forces/Handout via REUTERS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Serangan Israel masih terus terjadi di Gaza. Serangan itu diluncurkan sebagai pembalasan dendam atas penyerangan kelompok militan Palestina, Hamas, ke wilayahnya pada 7 Oktober lalu.

Sejauh ini, serangan Israel ke Gaza telah menewaskan 11.500 orang dan angka ini diperkirakan akan terus naik. Di sisi lain, diketahui pada 7 Oktober lalu, ada sekitar 1.200 warga Israel yang tewas karena serangan Hamas.

Terbaru, Israel menyerbu RS Al-Shifa di Gaza dengan dalih untuk memusnahkan Hamas. Aksi ini mendapatkan kecaman dunia, yang menyebut bahwa RS seharusnya aman dari serangan saat perang.

Berikut dinamika perang Israel-Hamas sebagaimana dikumpulkan CNBC Indonesia dari berbagai sumber, Jumat (17/11/2023):

1. Arab Saudi Buka Suara

Arab Saudi buka suara soal penyerbuan militer Israel ke Rumah Sakit (RS) Al Shifa di Gaza, Palestina. Ini diungkapkan dalam akun X, sebelumnya Twitter, resmi Kementerian Luar Negeri Saudi, Kamis (16/11/2023).

Dalam pernyataannya, Saudi mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan pasukan pendudukan Israel terhadap Rumah Sakit Al Shifa di Gaza dan pemboman di sekitar Rumah Sakit Lapangan Yordania.

"Kerajaan menekankan perlunya mengaktifkan mekanisme akuntabilitas internasional mengenai pelanggaran yang sedang berlangsung dan praktik brutal dan tidak manusiawi yang dilakukan pasukan pendudukan Israel, terhadap anak-anak, perempuan, warga sipil, fasilitas kesehatan dan tim bantuan," kata kementerian tersebut pada X.

Sebelumnya, pasukan Israel yang menyerang langsung Rumah Sakit Al-Shifa pada Rabu. Tel Aviv mengatakan serangan itu dilakukan untuk melawan para anggota milisi Hamas yang bersembunyi di sana.

2. AS Warning Israel

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bahwa solusi dua negara adalah satu-satunya jawaban untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

"Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa menurut saya merupakan kesalahan besar jika mereka menduduki Gaza," kata Biden pada Rabu (15/11/2023), seperti dikutip Reuters.

Biden mengatakan kepada wartawan bahwa dia melakukan segala dayanya untuk membebaskan sandera yang ditahan oleh kelompok militan Hamas di Gaza, namun hal itu tidak berarti mengirimkan militer AS.

"Yang saya maksud adalah, saya melakukan segala daya saya untuk mengeluarkan Anda. Saya datang untuk membantu Anda, mengeluarkan Anda. Saya tidak bermaksud mengirimkan militer ke sana. ... Saya tidak berbicara tentang militer," kata Biden.

Biden mengatakan dia terus berupaya mengatasi masalah ini dan tidak akan berhenti sampai para sandera, termasuk seorang anak Amerika berusia tiga tahun, dibebaskan.

Biden mengatakan Hamas melakukan kejahatan perang dengan menempatkan markas militernya di bawah rumah sakit, mengulangi pernyataan yang dibuat juru bicara Gedung Putih pada hari Selasa, dan dia yakin intelijen AS mendukung "fakta" tersebut.

3. Dewan Keamanan PBB Sepakati Resolusi soal Gaza

Dewan Keamanan (DK) PBB telah mengeluarkan resolusi yang menyerukan "jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza" untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis.

Melansir Al Jazeera, DK PBB akhirnya meloloskan resolusi yang diajukan Malta ini setelah empat upaya gagal dalam menanggapi perang Israel-Hamas.

Duta besar Vanessa Frazier mengatakan resolusi ini juga menyerukan "koridor di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari" untuk melindungi warga sipil, terutama anak-anak. Mereka juga meminta pembebasan tanpa syarat terhadap tawanan yang ditahan di Gaza.

Keputusan ini diadopsi dengan 12 suara mendukung, nol menentang dan tiga abstain. Rusia, AS dan Inggris adalah negara yang abstain.

4. Israel Tentang DK PBB

Israel buka suara soal resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak di Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan evakuasi medis. Pendapat ini disampaikan Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, Rabu (16/11/2023).

Dalam pandangannya, ia menegaskan bahwa Israel bertindak sesuai dengan hukum internasional di Gaza. Ia juga menyebut jeda kemanusiaan itu tidak akan terjadi.

"Sangat disayangkan dewan masih belum bisa mengutuk atau bahkan menyebutkan pembantaian yang dilakukan Hamas pada (7 Oktober) dan menyebabkan perang di Gaza," tulisnya di X.

"Ini memalukan," tambahnya, mengatakan bahwa strategi Hamas adalah "dengan sengaja memperburuk situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan meningkatkan jumlah korban warga Palestina untuk mengaktifkan PBB dan Dewan Keamanan dalam upaya menghentikan Israel".

Sebelumnya, resolusi DK PBB terkait jeda kemanusiaan di Gaza diajukan Malta setelah empat upaya gagal dalam menanggapi perang Israel-Hamas. Duta besar Vanessa Frazier mengatakan resolusi ini juga menyerukan "koridor di seluruh Jalur Gaza selama beberapa hari" untuk melindungi warga sipil, terutama anak-anak.

5. Perkembangan Negosiasi Israel-Hamas

Mediator Qatar pada Rabu (15/11/2023) berusaha untuk merundingkan kesepakatan antara Hamas dan Israel yang mencakup pembebasan sekitar 50 sandera sipil dari Gaza dengan imbalan gencatan senjata selama tiga hari.

Seorang pejabat yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan kesepakatan sedang dibahas dan dikoordinasikan dengan Amerika Serikat (AS).

Kesepakatan ini juga akan membuat Israel membebaskan sejumlah perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjara Israel dan meningkatkan jumlah bantuan kemanusiaan yang diizinkan masuk ke Gaza.

Ini akan menandai pembebasan sandera terbesar yang disandera oleh Hamas sejak kelompok militan Palestina menyerbu perbatasan Gaza, menyerang beberapa bagian Israel dan menyandera ke daerah kantong tersebut.

"Hamas telah menyetujui garis besar kesepakatan ini, namun Israel belum dan masih merundingkan rinciannya," kata pejabat tersebut, dilansir Reuters.

Tidak diketahui berapa banyak perempuan dan anak-anak Palestina yang akan dibebaskan Israel dari penjara sebagai bagian dari perjanjian yang sedang dibahas.

Ruang lingkup perundingan yang dipimpin Qatar telah berubah secara signifikan dalam beberapa minggu terakhir, namun faktanya perundingan tersebut kini terfokus pada pembebasan 50 tahanan sipil dengan imbalan gencatan senjata selama tiga hari.

Negara Teluk Qatar yang kaya memiliki jalur komunikasi langsung dengan Hamas dan Israel. Sebelumnya, mereka telah membantu memediasi gencatan senjata antara keduanya. Kesepakatan semacam itu mengharuskan Hamas menyerahkan daftar lengkap sisa sandera sipil yang masih hidup yang ditahan di Gaza.

"Pembebasan seluruh sandera yang lebih menyeluruh saat ini belum dibahas," kata pejabat itu.

6. PM Israel Mau Digulingkan

Pemerintahan Israel kian terpecah seiring dengan perang di Gaza yang makin memanas. Nasib Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mau digulingkan.

Para menteri Israel dan anggota parlemen dari partai berkuasa Likud sedang mendiskusikan rencana untuk menggulingkan Netanyahu.

Media Israel, Channel 13 News, melaporkan bahwa rencana tersebut mencakup merekrut 61 anggota parlemen untuk memberikan mosi tidak percaya pada pemerintahan Netanyahu dan untuk membentuk pemerintahan baru tanpa mengadakan pemilu.

Channel 13, sebagaimana dikutip dari Anadolu Agency, Kamis (16/11/2023), menambahkan bahwa anggota parlemen Partai Likud khawatir jika Netanyahu tetap memimpin partai dan kemudian menyebabkan kekalahan dalam pemilu berikutnya, sebagian besar anggota parlemen tersebut tidak akan menjadi bagian dari sistem politik Israel.

Ia menambahkan bahwa setelah berakhirnya operasi darat militer di Gaza, yang sejauh ini belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai, para anggota parlemen akan melanjutkan rencana mereka untuk mengadakan sidang parlemen untuk menggulingkan Netanyahu.

Untuk meredakan ketakutan oposisi, tokoh Likud yang diusulkan untuk memimpin pemerintahan setelah Netanyahu dilaporkan tidak akan mencalonkan diri pada pemilu berikutnya.

Namun media tersebut melaporkan bahwa peluang keberhasilan rencana tersebut kecil karena hanya 10 anggota parlemen dari Partai Likud yang mendukung rencana tersebut. Adapun menurut hukum Israel, dibutuhkan setidaknya 15 anggota parlemen dari Partai Likud untuk melaksanakannya.

7. Temuan Israel di RS Al-Shifa

Israel mengatakan tentaranya telah menemukan apa yang disebut tentara sebagai "peralatan militer yang digunakan oleh Hamas" dalam penggerebekan di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan operasi militer di rumah sakit tersebut "masih berlangsung dan akan memakan waktu."

Para dokter dan pejabat kesehatan di daerah kantong yang dikuasai Hamas secara konsisten menolak tuduhan bahwa rumah sakit tersebut adalah lokasi pusat komando.

Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan tentara menemukan sebuah ruangan di rumah sakit tempat mereka menemukan, "aset teknologi, bersama dengan peralatan militer dan tempur yang digunakan oleh Hamas."

"Di departemen lain di rumah sakit, tentara menemukan pusat komando operasional dan aset teknologi milik Hamas," lanjut pernyataan itu, yang mengindikasikan, "bahwa organisasi teroris menggunakan rumah sakit untuk tujuan teroris."

8. Konflik di Tepi Barat

Penggerebekan dan bentrokan masih berlangsung di Al Mughayyir, sebelah Timur Ramallah di Tepi Barat yang diduduki. Penggerebekan masih berlangsung hingga saat ini.

Lusinan warga Palestina telah ditahan, dan para saksi mengatakan pasukan Israel telah mengubah daerah itu menjadi semacam pangkalan militer, dengan tentara terlihat mengibarkan bendera Israel di atas rumah-rumah warga Palestina.

Semalam, ada laporan bahwa 60 warga Palestina ditahan di seluruh Tepi Barat yang diduduki, dan dini hari tadi pasukan Israel terlibat bentrokan bersenjata dengan pejuang Palestina di kamp pengungsi Faraa.

Di dekat Jenin, dua rumah telah disurvei, yaitu rumah warga Palestina yang ditahan pada bulan Agustus dan masih berada dalam tahanan Israel. Setiap kali pasukan Israel melakukan survei terhadap sebuah rumah, itu merupakan awal dari penggerebekan.

9. Penembakan Pecah di Yerusalem

Terjadi penembakan di pos pemeriksaan di Yerusalem, Tepi Barat, Kamis (16/11/2023). Layanan darurat nasional Israel mengatakan empat orang dirawat karena luka tembak, termasuk seorang pria berusia 20 tahun yang berada dalam "kondisi sangat serius".

Meskipun tidak ada rincian mengenai lokasi pasti serangan tersebut, sebuah video yang dibagikan oleh Magen David Adom di media sosial menunjukkan ambulans dan petugas polisi berdiri di samping pos pemeriksaan. Polisi Israel mengatakan tiga orang telah dilumpuhkan menyusul kejadian itu

"Penyerang tiba dengan kendaraan mencurigakan, dan melepaskan tembakan ke arah pasukan kami," tambahnya.

10. Israel Serbu Rumah Petinggi Hamas

Tentara Israel mengatakan mereka menyerang rumah pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Gaza, yang saat ini berada di luar wilayah tersebut. Tidak jelas apakah ada orang di gedung itu ketika serangan terjadi.

Ini adalah kedua kalinya properti Haniyeh dirusak. Pada tanggal 4 November, Radio Al Aqsa melaporkan bahwa drone Israel menembakkan rudal ke rumah Haniyeh.

Haniyeh telah berada di luar Jalur Gaza sejak 2019. Ia saat ini tinggal antara Turki dan Qatar.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tentara Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa di Gaza

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular