
Rusia Kecam AS Cs di Perang Gaza, Sebut Tak Bermoral

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia kembali melontarkan kecamannya terhadap negara-negara Barat terkait perang di Gaza. Moskow menyebut posisi Barat terhadap tindakan Israel di Jalur Gaza melampaui moralitas dan hukum.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyebutkan dukungan Barat dalam serangan Israel ke Gaza menegaskan kembali adanya standar ganda. Bahkan, tegasnya, diskriminasi dari kekuatan pimpinan Amerika Serikat (AS) itu.
"Kami menganggap posisi Barat melampaui moralitas dan hukum karena keduanya dilanggar," katanya dalam sebuah pengarahan, Kamis (16/11/2023), dimuat Anadolu Agency.
"Tidak boleh ada moralitas ganda, tidak boleh ada penafsiran ganda terhadap norma-norma legislatif dan hukum internasional yang sama," ujarnya lagi.
Eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Ini dilakukan Tel Aviv untuk menghancurkan kelompok milisi Gaza, Hamas, yang menyerang 7 Oktober lalu dan menewaskan 1.400 warga serta menyandera 239 warga.
Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil. Sejauh ini, jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 11.000 jiwa.
Israel pun juga memutus aliran blokade logistik, internet, listrik, dan air ke Gaza, dengan dalih memberikan tekanan bagi Hamas. Namun hal ini telah berdampak pada kehidupan warga sipil, khususnya dalam aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan karena kurangnya pasokan logistik sementara korban semakin berjatuhan.
Dalam situasi ini, beberapa negara Barat memberikan dukungannya kepada Israel dengan dalih bahwa Negeri Yahudi itu hanyalah melakukan aksi melindungi diri. Namun menurut Rusia, perlu adanya aksi perlindungan diri yang tidak merugikan warga sipil, seperti yang dilakukan Israel di Gaza.
"Kami telah berulang kali berbicara tentang tidak dapat diterimanya serangan tanpa pandang bulu. Serangan terhadap wilayah perkotaan yang padat menyebabkan banyak korban sipil dan kehancuran infrastruktur sipil, termasuk Rumah Sakit Al-Shifa terbesar di Gaza," tambahnya.
Rusia sendiri sebelumnya telah menegaskan bahwa Barat bertanggung jawab atas konflik di Gaza. Negara pimpinan Presiden Vladimir Putin itu menyebut pelanggaran terhadap hak Palestina untuk merdeka menjadi titik api konflik Israel dengan Hamas, yang telah berulang kali terjadi.
"Ini (dapat diselesaikan) melalui pembentukan proses negosiasi penuh mengenai perjanjian internasional yang mengatur pembentukan negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur, hidup damai dan aman dengan Israel," kata Zakharova dalam sebuah pernyataan bulan lalu.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terkuak! Bukan AS & Rusia, Israel Cuma Takut Sama Negara Ini
