Belanja Orang RI Mulai Lesu? Bos Ritel Ungkap Fakta Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Perlambatan ekonomi RI akhir-akhir ini jadi sorotan dan menimbulkan kekhawatiran ada indikasi penurunan belanja orang Indonesia. Namun, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan, hingga saat ini belum ada tanda-tanda penurunan belanja orang Indonesia.
Terbukti, pertumbuhan penjualan ritel modern diprediksi masih akan naik.
"Pertumbuhan ritel itu mengikuti fluktuasi yang terjadi. Di kuartal pertama sama dengan kuartal 4 tahun 2022, kemudian kuartal 2 sangat signifikan, ada bulan suci Ramadan dan Lebaran. Tapi di kuartal 3 juta anjlok sampai September," kata Roy dikutip Kamis (16/11/2023).
"Kemudian di kuartal 4 diharapkan bisa meningkat karena ada momen Natal dan Tahun Baru. Lalu ada pesta demokrasi, pasti ada kebutuhan ekstra yang dibelanjakan," sebutnya.
Selain itu, dia menambahkan, belanja pemerintah juga diguyur di kuartal 4 ini. Sehingga menopang konsumsi di dalam negeri. Belum lagi dengan adanya investasi.
"Karena kita belum selesai kuartal keempatnya, masih akan ada ekstra-ekstra belanja, ada Natal dan Tahun Baru, belanja pesta demokrasi, konsumsi pemerintah, mudah-mudahan (penjualan ritel) bisa tumbuh 4-4,3%," ujar Roy.
"Tahun lalu kita di angka 3,8-3,9%. Tahun ini 4,2% itu sudah bagus, mudah-mudahan," imbuh dia.
Ke depan, lanjutnya, daya beli juga bisa dijaga agar tetap tumbuh.
Salah satunya, tutur Roy, daya beli bisa terjaga dengan rencana kenaikan upah buruh di tahun 2024 nanti. Sebagaimana rumus upah yang baru ditetapkan pemerintah lewat Peraturan Pemerintah (PP) No 51/2023 tentang Perubahan atas PP No 36/2021 tentang Pengupahan. Yang diundangkan dan berlaku mulai 10 November 2023.
"Nggak ada (penurunan daya beli). Karena kan ada kenaikan ini (upah). Dan, daya beli ini nggak, bisa dilihat dari satu poin. Tapi juga dari kondisi yang kondusif. Kemudian inflasi, bagaimana pemerintah menjaga inflasi," kata Roy dikutip Kamis (16/11/2023).
Karena itu, dia berharap, kondisi dalam negeri bisa terjaga sehingga minat dan pertumbuhan belanja masyarakat juga terjaga.
"Pelaku usaha berharap dewasalah berpolitik dan berpolitiklah dengan dewasa. Ini kita sampaikan di berbagai kesempatan," katanya.
"Pesta demokrasi jangan menghilangkan fokus pejabat negara, agar tetap menjaga marwah sebagai pejabat negara sesuai tugas pokok dan fungsi. Kita tahu akhir bulan ini akan mulai kampanye, kita berharap (pejabat) tidak meninggalkan ekonomi yang menjadi prioritas utama dari negara kita. Kata siapa? ya kata Presiden kita," pungkas Roy.
Sebelumnya, Ekonom senior sekaligus mantan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal IV 2023 akan semakin melemah. Dia mengatakan data pertumbuhan ekonomi dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan pola perlambatan ekonomi di akhir tahun terus berulang.
"Saya coba bandingkan pola data 2021 dan 2022 memang pertumbuhan ekonomi di kuartal ke-III lebih landai dari kuartal ke-II, bahkan data menunjukkan polanya di kuartal IV itu akan lebih melandai Lagi dibandingkan Q4, ini sebenarnya memberikan kita prakiraan untuk kita antisipasi terutama nanti di Q4," kata Anny kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (7/11/2023).
(dce)