Emisi Diramal Tembus 1 Miliar Ton di 2060, Ini Jurus PLN

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
15 November 2023 14:40
Seorang karyawan berbicara di ponselnya saat emisi naik dari cerobong asap di pembangkit listrik tenaga batu bara Port Qasim yang dioperasikan oleh Port Qasim Electric Power Co., perusahaan patungan antara Power Construction Corp. of China (PowerChina) dan QInvest LLC, di Port Qasim, Provinsi Sindh, Pakistan, pada Rabu, 19 September 2018. Wang Xianfeng, wakil manajer umum di pabrik buatan China di tepi laut Arab, mengatakan Pakistan terlambat lima bulan dengan pembayaran listrik yang mulai dihasilkan oleh pembangkit 1.320 megawatt tahun lalu. (File Foto - Asim Hafeez/Bloomberg via Getty Images)
Foto: Seorang karyawan berbicara di ponselnya saat emisi naik dari cerobong asap di pembangkit listrik tenaga batu bara Port Qasim yang dioperasikan oleh Port Qasim Electric Power Co., (File Foto - Bloomberg via Getty Images/Bloomberg)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) memproyeksikan emisi gas rumah kaca (GRK) dari sektor ketenagalistrikan bisa mencapai 1 miliar metrik ton CO2 per tahun pada 2060 mendatang. Terutama apabila PLN tidak melakukan upaya untuk mengurangi emisi di sektor tersebut.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan emisi GRK yang dihasilkan dari sektor ketenagalistrikan saat ini jumlahnya mencapai 290 juta metrik ton CO2 per tahun. Adapun, apabila PLN hanya bekerja secara business as usual, maka emisi GRK di tahun 2060 akan tembus 1 miliar metrik ton CO2 per tahun.

"Kalau kita tidak melakukan intervensi, maka di 2060 emisi akan bertambah menjadi 1 miliar metrik ton CO2 per tahun. Ini bukan akumulasi ini adalah per tahunnya tetapi tentu saja pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden dan Menteri ESDM sudah launching target Net Zero Emission untuk kelistrikan di tahun 2060," ujar Darmo dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII, Rabu (15/11/2023).

Oleh sebab itu, guna mengurangi potensi naiknya jumlah emisi GRK di sektor ketenagalistrikan, maka PLN telah melakukan berbagai strategi. Misalnya yakni dengan membatalkan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total 13,3 gigawatt (GW).

Menurut Darmawan, upaya ini bisa menghindari sekitar 1,8 miliar ton emisi CO2 yang dihasilkan dari PLTU tersebut dalam waktu 25 tahun ke depan. Adapun dalam fase perencanaan 1 GW memiliki emisi sekitar 5-6,5 juta metrik ton CO2 per tahun.

Selain itu, Darmawan membeberkan pihaknya juga sukses melakukan pembatalan terhadap 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA). Langkah ini dapat menurunkan emisi GRK sekitar 180 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

Selanjutnya, dalam perencanaan RUPTL, PLN telah mengganti 1,1 GW PLTU dengan pembangkit EBT dan 800 MW PLTU dengan pembangkit gas. Upaya ini akan mampu menurunkan emisi sebesar 300 juta ton CO2 selama 25 tahun ke depan.

"Kemudian 3 tahun lalu kami ucapkan terima kasih kepemimpinan luar biasa Pak Menteri ESDM kami merilis RUPTL yang hijau dalam sejarah PLN yaitu 51,6 persen penambahan kapasitas adalah berbasis EBT," tambahnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Menu Pembuka' Perang Dunia 3, Bumi di Ambang Malapetaka

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular