Internasional

Keluarga Sandera di Israel Ngamuk, Serbu Rumah Netanyahu

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
15 November 2023 11:26
Keluarga dan teman dari sekitar 240 sandera yang disandera oleh Hamas di Gaza menyerukan agar mereka kembali saat mereka memulai
Foto: Keluarga dan teman dari sekitar 240 sandera yang disandera oleh Hamas di Gaza menyerukan agar mereka kembali saat mereka memulai

Jakarta, CNBC Indonesia - Keluarga warga Israel yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza telah memulai pawai selama lima hari dari Tel Aviv ke Yerusalem, dengan jarak sekitar 65 km.

Pawai dilakukan sejak Selasa (14/11/2023) dan nantinya akan berakhir pada Sabtu (18/11/2023) di depan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem. Pawai unjuk rasa dilakukan demi menuntut pemerintah berbuat lebih banyak dalam menjamin pembebasan para sandera.

"Saya meminta Benjamin Netanyahu dan kabinet untuk memberi kami jawaban dan tindakan," kata Shelly Shem Tov, yang putranya, Omer, berusia 21 tahun, diseret ke Gaza lima minggu lalu, seperti dikutip Reuters.

"Di mana kamu? Di mana kamu?" katanya, menyampaikan permohonan yang berapi-api kepada pemerintah pada awal unjuk rasa.

Sambil memegang foto para tawanan, massa juga meneriakkan, "Bawa mereka pulang sekarang!" Seorang pria berteriak: "Semuanya!"

Sebagai informasi, pejuang Hamas dilaporkan menyandera sekitar 240 orang Israel saat serangan pada 7 Oktober di Israel selatan. Para tawanan berusia antara sembilan bulan hingga 85 tahun dan diyakini ditahan di terowongan jauh di bawah Jalur Gaza.

Netanyahu sendiri mendapat kecaman keras dari beberapa kerabatnya karena tidak berbuat lebih banyak untuk menjamin pembebasan mereka ketika militer Israel masuk jauh ke Gaza dengan perintah untuk menghancurkan Hamas.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada Senin bahwa pihaknya siap membebaskan hingga 70 sandera perempuan dan anak-anak sebagai imbalan atas gencatan senjata lima hari dan pembebasan 275 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Dikatakan bahwa Israel "menunda-nunda dan menghindari" harga dari kesepakatan tersebut.

Netanyahu sejauh ini menolak pembicaraan mengenai gencatan senjata. Ia mengatakan kepada NBC News pada Minggu bahwa ia hanya bersedia menghentikan pertempuran jika semua sandera dibebaskan.

Dia menambahkan bahwa cara terbaik untuk mencapai kesepakatan adalah dengan mempertahankan tekanan militer terhadap Hamas. "Itulah satu-satunya hal yang mungkin bisa menghasilkan kesepakatan dan jika kesepakatan tersedia, kami akan membicarakannya ketika sudah ada kesepakatan," katanya.

Israel mengatakan Hamas telah kehilangan kendali atas wilayah pesisir tersebut. Para pejabat medis mengatakan lebih dari 11.300 warga Palestina, sekitar 40% di antaranya anak-anak, tewas akibat serangan Israel.

Militan Gaza sejauh ini telah membebaskan empat sandera, yang terakhir pada 23 Oktober. Militer Israel pada Selasa mengkonfirmasi kematian seorang tentara yang disandera, yang menurut Hamas tewas dalam serangan Israel.

 


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kesaksian Sandera yang Dibebaskan Hamas, Disiksa atau Tidak?

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular