Gak Anti Lagi, RI Kini Incar Investor Pembangkit Nuklir

Firda Dwi Muliawati, Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
09 November 2023 13:30
People visit a park before towers of a power plant in Shanghai on  July 17, 2015.  AFP PHOTO / JOHANNES EISELE (Photo by Johannes EISELE / AFP)
Foto: AFP/JOHANNES EISELE

Purwakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan banyak negara di dunia yang saat ini mulai memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Hal tersebut menyusul perkembangan teknologi nuklir yang saat ini dinilai tidak seseram dulu.

Arifin menilai sumber energi ini bisa memainkan peran utama dalam transisi menuju ke energi bersih. Oleh sebab itu, saat ini pemerintah tengah melakukan penjajakan dengan para investor untuk mengembangkan PLTN di Tanah Air.

"Kita penjajakan karena nuklir ini juga bukan sesuatu yang serem-serem lagi dan banyak negara sudah memanfaatkan," kata Arifin usai peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Kamis (9/11/2023).

Menurut Arifin, pihaknya akan mengkaji seberapa banyak ketersediaan bahan bakar nuklir berbasis thorium yang dimiliki RI. Hal ini tentunya akan berkontribusi pada peningkatan bauran energi bersih di Indonesia.

"Sekarang kita harus lihat ada berapa bahan nuklir thorium berapa banyak itu yang nanti bisa beri kontribusi untuk energi bersih di dunia," ujarnya.

Ia pun mencontohkan beberapa negara yang sudah memanfaatkan PLTN untuk melistriki negaranya. Salah satunya seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang telah mempunyai 4 unit PLTN.

"1 unit 1,2 Giga Watt (GW), itu teknologi dari Korea, UEA sudah pakai tapi cost-nya emang masih belum kompetitif, nah kita akan cari cost electricity yang paling kompetitif supaya bisa mendukung keekonomian user-user yang ada di Indonesia," tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa sejumlah perusahaan asing tertarik untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Indonesia. Perusahaan tersebut di antaranya berasal dari Amerika Serikat (AS) hingga Rusia.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi mengatakan saat ini terdapat tiga perusahaan yang berminat untuk membangun PLTN di Tanah Air. Dua di antaranya merupakan perusahaan asal Amerika Serikat.

Selain ThorCon Power Indonesia, perusahaan AS lainnya yang melirik untuk membangun PLTN di Indonesia yakni NuScale.

"Setahu kami yang sedang jalan selain ThorCon itu NuScale, udah tandatangan dengan Indonesia Power, kerjasama studi lagi jalan NuScale yang AS itu," kata Yudo ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (24/10/2023).

Selain kedua perusahaan yang berasal dari AS tersebut, perusahaan yang selanjutnya berminat untuk membangun PLTN di Indonesia adalah Rosatom. Adapun perusahaan ini berasal dari Rusia.

"Salah satu juga yang menawarkan tiga-empat minggu lalu di Wina, IAEA General Conference, itu dari Rusia Rosatom kalau mereka sudah lama sekali, bertahun-tahun komunikasi terus," ujarnya.

Lebih lanjut, Yudo menjelaskan bahwa untuk NuScale sendiri rencananya bakal mengembangkan PLTN skala kecil atau Small Modular Reactor (SMR). Teknologi SMR diyakini lebih aman untuk wilayah dan pulau-pulau terpencil di Indonesia.

Sedangkan, untuk Rosatom bakal mengembangkan pembangkit nuklir skala besar. Salah satu yang tengah dibangun Rosatom ialah pembangkit nuklir di Bangladesh.

"Ada yang mereka lagi bangun di Bangladesh contoh, cukup besar itu skalanya. Terus juga mereka punya yang kecil SMR sekarang yang ada, sekarang itu yang beroperasi dari Rusia, Rosatom dipakai untuk kapal pemecah es, itu tempatnya di utara sana, jauh di utara untuk memecah es," tambahnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Menteri ESDM Sebut RI Siap Pakai Listrik dari Nuklir Setelah 2040

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular