15 Tahun Eksplorasi, Negara Ini Sukses Jadi 'Raja' Minyak
Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia saat ini tengah mengejar peningkatan produksi minyak dalam negeri guna mencapai target produksi 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang.
Terlebih, saat ini produksi minyak dalam negeri terus mengalami tren penurunan. Bahkan, tahun ini diperkirakan tidak mencapai target 660.000 bph.
Demi mencapai target tersebut, Indonesia dinilai perlu bekerja keras, bahkan harus bisa belajar dari negara yang sukses menjadi "raja" minyak.
Praktisi Minyak dan Gas Bumi (Migas) Hadi Ismoyo mengatakan, Indonesia bisa meneladani aksi dan program yang dilakukan oleh sebuah negara di Amerika Selatan, Guyana.
Dia menyebut, Guyana serius dalam hal menggenjot peningkatan produksi minyak dalam negerinya. Bahkan, dalam kurun waktu eksplorasi 15 tahun, negara ini akhirnya bisa memproduksi minyak mencapai 1,1 juta bph.
"Kita lihat negara Guyana itu punya program selama 15 tahun bisa produksi 1,1 juta barel, dari zero to hero. Artinya, dia bisa memproduksi 1 juta barel dalam waktu 12 sampai 15 tahun dengan eksplorasi," ungkap Hadi kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (7/11/2023).
Dengan begitu, dia mengatakan Indonesia bisa melihat kesuksesan dari negara Guyana tersebut dengan terus mencari sumber minyak baru yang berada di cekungan baru yang belum tereksplorasi.
"Jadi nggak ada lain bagi pemerintah yang melalui Pertamina tentu saja sebagai anak usaha di bidang migas untuk terus melakukan eksplorasi di new basin sekali lagi," tambahnya.
Dia mengatakan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan di Indonesia untuk mendongkrak produksi minyak dalam negeri adalah dengan menemukan cadangan di cekungan yang belum tereksplorasi.
Hadi menilai dengan menemukan potensi baru di cekungan yang belum tereksplorasi bisa mendongkrak produksi minyak secara signifikan.
"Kita harus mencari giant discovery. Kita harus bikin roadmap yang bagus untuk meningkatkan eksplorasi karena hanya eksplroasi. Itu lah yang bisa meningkatkan produksi nasional," tandasnya.
Seperti diketahui, produksi minyak di Indonesia terpantau terus menurun. Berdasarkan data Kementerian ESDM pada 5 November 2023, produksi harian minyak nasional tercatat baru mencapai 586.110 barel per hari (bph). Artinya, produksi minyak nasional baru 89% dari target tahun ini sebesar 660.000 bph.
Selain itu, mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga September 2023 produksi minyak mencapai sebesar 608,6 ribu barel per hari (bph). Sedangkan per 31 Oktober 2023 lalu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi minyak 582,69 ribu bph.
(wia)