Siap-siap Harga Gula Terbang ke Rp18.000, Ini Biang Keroknya

Damiana, CNBC Indonesia
07 November 2023 15:55
Gula kristal mentah (raw sugar)  impor (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Gula kristal mentah (raw sugar) impor (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Ikatan Ahli Gula (Ikagi) Aris Toharisman memprediksi, harga gula akan terus naik. Baik di dalam negeri maupun di tingkat internasional. Penyebabnya, kata dia, salah satunya efek kebijakan pelarangan ekspor oleh India.

Seperti diketahui, harga gula terpantau cetak rekor hari ini, Selasa (7/11/2023). Baik gula konsumsi di dalam negeri maupun gula mentah (raw sugar) di pasar internasional.

Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga gula konsumsi hari ini (data diakses pukul 15.08 WIB) naik Rp60 ke Rp16.120 per kg. Rekor baru untuk harga gula eceran di dalam negeri, secara rata-rata harian nasional.

Di pasar internasional, Tradingeconomics mencatat, harga raw sugar pada perdagangan hari ini juga melonjak ke level rekor baru, yaitu 27,95 sen dolar AS per pon. Ini adalah level tertinggi dalam 5 tahun.

"Kelihatannya harga gula masih akan naik lagi. Mungkin bisa ke Rp18.000 per kg," kata Aris kepada CNBC Indonesia, Selasa (7/11/2023).

"Harga gula mentah (raw sugar) mungkin bisa ke 28 sen dolar AS per pon, dan white sugar (gula konsumsi) ke US$750 per ton. Ini adalah level rekor baru juga," tambahnya.

Paparan Plt Kepala BPS saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dirangkaikan dengan Penyerahan Insentif Fiskal, Senin (7/11/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)Foto: Paparan Plt Kepala BPS saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dirangkaikan dengan Penyerahan Insentif Fiskal, Senin (7/11/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)
Paparan Plt Kepala BPS saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023 dirangkaikan dengan Penyerahan Insentif Fiskal, Senin (7/11/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri)

Aris menjelaskan, pemicu lonjakan harga gula yang terjadi saat ini adalah efek domino kekeringan ekstrem akibat El Nino. Diikuti kebijakan India yeng melarang ekspor gula.

"Akibatnya ada dalam tanda kutip kelangkaan pasokan. Karena pasar juga sudah banyak menyerap dari Thailand. Kini permintaan dunia menumpuk dan bertumpu ke Brasil," jelasnya.

"Produksi di Brasil masih bagus. Tapi, karena permintaan ke dia meningkat, pelabuhannya itu sampai macet. Jadi butuh waktu untuk keluar dari sana," tambah Aris.

Di saat bersamaan, lanjut dia, kurs dolar AS juga masih tinggi.

"Sementara di dalam negeri, musim giling sudah selesai. Baru giling lagi nanti bulan Mei tahun depan. Angkanya belum resmi keluar tapi kemungkinan produksi tahun ini turun. Dan, sekarang posisi stok di petani pun sudah tipis, mungkin cuma sekitar 30.000-an ton," kata Aris.

"Dan, sebentar lagi memasuki Natal, Tahun Baru, dan masuk Ramadan-Puasa tahun depan. Ini akan menambah efek psikologis mendorong kenaikan harga," terangnya.

"Jadi ada pengaruh distribusi yang terhambat, yaitu kondisi pelabuhan di Brasil. Dan angka produksi kita yang kemungkinan di bawah perencanaan," ujar Aris.

Percepat Impor

Karena itu  lah, imbuh dia, pemerintah sekarang sedang mendorong perusahaan yang sudah memiliki kuota impor segera melakukan pemasukan ke RI.

"Kita masih punya kuota sekitar 300.000 ton. Ini sedang kita usahakan agar bisa masuk bulan Desember ini, kalau pun nanti ada sisanya lanjut masuk bulan Januari tahun depan. Ini kita akan lakukan lelang," kata Aris yang juga Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau SugarCo .

"Kita impor dari Brasil, waktu tiba ke Indonesia butuh waktu mungkin sekitar 1 bulan," lanjutnya.

Selain BUMN (SugarCo), kata Aris, kuota impor gula mentah untuk produksi gula konsumsi juga diberikan kepada perusahaan swasta di dalam negeri. 


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Gula Dunia Menggila! India Biang Kerok, RI Bahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular