Produksi Minyak RI Anjlok, Diramal Takkan Capai 660.000 Barel

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
06 November 2023 16:05
Kilang minyak
Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengakui tidak mudah untuk mencapai target produksi minyak mentah sebesar 660.000 barel per hari (bph) pada 2023 ini.

Pasalnya, produksi minyak mentah terpantau terus menurun. Bahkan, berdasarkan data Kementerian ESDM, produksi minyak harian per 4 November 2023 tercatat "hanya" sebesar 571.280 bph, atau 86,5% dari target produksi minyak pada 2023 ini sebesar 660.000 bph.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan bahwa butuh usaha lebih bagi Indonesia untuk bisa mendongkrak produksi minyak mentah dalam negeri untuk bisa mencapai target produksi sebesar 660.000 bph.

"Ya tidak mudah," jelas Tutuka saat ditanya perihal kemungkinan tercapainya target produksi minyak di dalam negeri tahun ini, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/11/2023).

Untuk mendongkrak produksi, menurutnya perlu ada terobosan teknologi dan meningkatkan kegiatan eksplorasi.

"Kalau pendapat saya memang harus ada terobosan teknologi yang diterapkan. Nah itu basisnya kembali ke kita harus ke sumuran, detail masuk ke sumuran. Supaya nolong supaya tidak terlalu turun plus eksplorasi yang dilakukan itu yang sekarang ada itu memang sedang dilakukan, mungkin harus sesuai dengan target yang dicanangkan atau lebih cepat. Kalau itu bisa dilakukan, saya kira akan cukup menolong sih," paparnya.

"Teknologi sumuran kan bisa menaikkan produksi sumur yang bisa menolong supaya nggak terlalu drop, kemudian ya beberapa inovasi teknologi ya saya pahami tapi harus mau dilakukan oleh KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama)," lanjutnya.

Perlu diketahui, produksi minyak saat ini juga terlihat turun dibandingkan rata-rata produksi selama Januari-September 2023. Mengutip data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), hingga September 2023 produksi minyak mencapai sebesar 608,6 ribu barel per hari (bph). Sedangkan per 31 Oktober 2023 lalu, Kementerian ESDM mencatat produksi minyak 582,69 ribu bph.

Sementara itu, produksi minyak di lapangan minyak yang dikelola oleh perusahaan migas asal Amerika Serikat, ExxonMobil Cepu, juga mengalami penurunan. Produksi minyak Blok Cepu turun ke level produksi 140-an ribu barel per hari.

Kondisi ini menurutnya berbeda dengan produksi minyak yang dikelola PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang belakangan menunjukkan peningkatan.

"Kalau saya melihat justru di PHE itu membaik, punya Pertamina membaik, karena di OSES itu yang sudah aging mulai diganti dengan pipa-pipa baru, sudah mulai jadi dan sudah mulai naik lagi. Tapi di tempat lain malah menurun, seperti Banyu Urip itu (produksi minyak) turun jadi sekarang itu 140-an (ribu barel per hari). Jadi yang turun-turun itu perusahaan-perusahaan lain, Pertamina sudah mulai naik," jelas Tutuka saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/11/2023).

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan alasan terus menurunnya produksi minyak dalam negeri karena sumur minyak di Indonesia sudah tua, sehingga rasio air lebih besar dibandingkan minyak ketika diproduksi.

"Jadi memang kan sumur kita juga sudah tua ya memang sumurnya memang umur. Kan minyak itu semakin lama dipompa kan akan semakin dalam, kemudian campurannya juga sama air makin banyak. Jadi yang dipompa dulunya hasil minyak 10 liter, 9 liternya minyak, kalau sekarang sudah sekian puluh tahun sudah setengah liter minyak setengah liter air," jelas Menteri Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/11/2023).

Saat ini pemerintah terus mengupayakan untuk terus mempertahankan produksi minyak harian dalam negeri dengan memaksimalkan sumur tua dengan memperdalam pengeboran. Salah satu yang dilakukan adalah menambahkan produksi dari sumur minyak non konvensional (MNK) salah satunya di Gulamo.

"Tapi untuk penambahan itu harus ada menambahkan yang baru, itu sekarang di Gulamo, itu yang nonkonvensional atau MNK. Sejauh ini indikasinya sih ada harapan di Gulamo, karena sudah selesai dibor," tandas Menteri Arifin.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alamak, Produksi dari Lapangan Minyak Termuda RI Sudah Drop!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular