Wow, Ada 17 Lokasi Ini Berpotensi Mengandung LPG
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan terdapat 17 lokasi lapangan migas yang berpotensi mengandung Liquefied Petroleum Gas (LPG). Jika 17 lokasi yang mengandung LPG ini dapat diproduksikan, tentunya akan membantu negara dalam mengurangi impor.
Apalagi terdapat potensi tambahan LPG sebesar 1,2 juta ton dari lokasi tersebut. "LPG kita petakan dari paper dan data yang sudah kita buka itu ada 17 lokasi, tapi nanti dicek dulu deh. Itu kalau bisa diupayakan segera bisa nambah 1,2 juta ton. Sekarang kan total produksi 1,9 juta ton kalau kita tercover bisa naik," katanya di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (3/11/2023).
Di sisi lain, Arifin mengungkapkan pihaknya juga mengidentifikasi industri-industri yang saat ini masih membakar LPG. Salah satunya seperti yang ada di Kilang Cilacap.
Oleh sebab itu, ia pun berharap pembangunan proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang (Cisem) dapat segera terealisasi. Sama halnya dengan proyek pipa gas Senipah-Balikpapan yang saat ini tengah dikerjakan Pertamina.
"Kita dorong Pertamina dengan BBM-nya untuk bisa pasang pipa tersebut, nanti kita dorong ke Kilang Cilacap. Kalau itu bisa disambung, itu akan penggantian pembakaran LPG ke gas. Ini akan menghemat kurang lebih 400 ribu ton setahun," kata Arifin.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan bahwa produk gas LPG sendiri minimal mempunyai kandungan campuran Propane (C3) dan Butane (C4). Sementara wilayah kerja atau Blok Migas di Indonesia tidak terlalu banyak yang mempunyai kandungan C3 dan C4 tersebut.
"Sumber WK yang potensinya kaya dengan C3 C4 ini tidak banyak di kita. Nah itu kan kalau sumbernya kita tidak banyak dengan yang seperti itu kalau kita bangun kilang kan gak tepat juga, akhirnya bahan bakunya ini kita impor juga," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (26/12/2022).
Tutuka menyadari bahwa ketergantungan Indonesia terhadap produk impor LPG masih cukup tinggi. Pasalnya, dari kebutuhan sebesar 8 juta metrik ton per tahun, 6,4 juta ton berasal dari impor.
Adapun sebagian besar kebutuhan LPG domestik yang harus dipenuhi dari impor setidaknya berasal dari dua negara besar. Diantaranya yakni Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab. "Jadi 6,4 juta ton yang perlu kita impor. Impor dari negara yang besar ya dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat," ujarnya.
(pgr/pgr)