
Sampai Tahun 2030, RI Bakal Tambah Produksi LPG 3,5 Juta Ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan, produksi Liquefied Petroleum Gas (LPG) di Indonesia bisa mencapai 3,5 juta ton di tahun 2030. Hal ini bisa dicapai dengan optimalisasi pencarian sumber gas Propane (C3) dan Butane (C4) di Indonesia.
Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Percepatan Infrastruktur Migas, Anggawira mengatakan, Indonesia masih memiliki banyak potensi sumber gas yang bisa dijadikan LPG. Berdasarkan identifikasi yang ada, sumber gas LPG itu berada di beberapa wilayah di Indonesia.
Adapun beberapa sumber gas itu bisa dilihat dari beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Migas, seperti di Jambi, Bontang, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sorong, Papua.
"Dan memang kita punya rencana memang secara jangka menengah ini sampai dengan 2030, kita akan menambah kurang lebih kapasitas produksi di dalam negeri hingga kurang lebih 3,5 juta ton," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Kamis (5/12/2024).
Sebagaimana diketahui, peningkatan produksi LPG sebagai upaya pemerintah membangun ketahanan energi. Di mana memang sejauh ini, Indonesia masih bergantung pada impor LPG.
Dalam catatannya, kebutuhan akan LPG dalam negeri mencapai 8,825 juta ton yang terhitung hingga 78% masih diimpor. "Jadi memang kita impornya cukup besar karena memang tadi kandungan rich gas kita sangat sedikit," tegas Anggawira.
"Jadi kalau untuk produksi LPG itu memang biasanya gas-gas yang kaya akan C3 dan C4. Jadi saat sekarang ini kita memang masih melakukan ekspor ya untuk LNG," imbuhnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Arahan Bahlil: Impor LPG Diperkecil, Perbesar Produksi