Internasional

Bukan Gencatan Senjata, Biden Serukan Ini ke Israel-Gaza

sef, CNBC Indonesia
Jumat, 03/11/2023 06:10 WIB
Foto: Presiden Joe Biden (AP/Evan Vucci)

Jakarta, CNBC Indonesia - Situasi Gaza, Palestina makin memburuk. Terbaru militer Israel menyebut sudah mengepung daerah kantong itu, dengan tentara daratnya.

Namun, Amerika Serikat (AS) tak menyerukan gencatan senjata, sebagaimana 120 negara di PBB, pekan lalu. Sekutu Israel itu, malah menyuarakan "jeda kemanusiaan dalam konflik Israel-Hamas", Kamis malam (2/11/2023). 


Hal ini disampaikan pejabat senior Gedung Putih, pasca Presiden Joe Biden didesak oleh salah satu warga dalam sebuah kemunculan di publik untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang. "Saya pikir kita perlu jeda," kata Biden.

Setelahnya, berbicara kepada wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengklarifikasi apa yang dimaksud dengan jeda tersebut. Namun, AFP menegaskan, ini jauh dari gencatan senjata yang diminta secara umum.

"Jeda kemanusiaan... bersifat sementara, terlokalisasi dan terfokus, terfokus pada tujuan atau sasaran tertentu, bantuan kemanusiaan masuk, orang keluar," kata Kirby.

"Gagasan umumnya adalah bahwa dalam wilayah geografis tersebut, dalam waktu yang terbatas, akan terjadi penghentian permusuhan, cukup untuk memungkinkan apa pun yang Anda izinkan," jelasnya.

Sebenarnya Gedung Putih sempat menyerukan "jeda kemanusiaan" serupa untuk memungkinkan bantuan dikirim ke Gaza atau untuk melakukan evakuasi. Namun sejauh ini menolak untuk membahas gencatan senjata, percaya bahwa hal itu hanya akan menguntungkan Hamas.

"Kami tidak menganjurkan gencatan senjata secara umum pada saat ini," kata Kirby lagi.

"Seperti yang saya katakan sebelumnya, kami percaya bahwa gencatan senjata secara umum akan menguntungkan Hamas dalam memberikan mereka ruang dan waktu untuk terus merencanakan dan melakukan serangan terhadap rakyat Israel," tambahnya.

Diketahui perang antara Hamas dan Israel sudah mendekati satu bulan. Selama itu pula Gaza, Palestina, dibombardir Israel.

Sebanyak 8.500 lebih warga sipil Gaza tewas di mana 3.000 di antaranya anak-anak. Kritikan terus muncul dari bahkan negara, termasuk pemutusan hubungan dengan Israel.

Negara Putus Hubungan

Sementara itu, banyak negara "mengamuk" ke Israel. Beberapa menarik duta besar sementara yang lain memutus hubungan.

Bolivia dengan tegas memutuskan hubungan diplomatik, Selasa waktu setempat. Alasannya, karena "kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap rakyat Palestina".

Keputusan tersebut diumumkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Freddy Mamani dan pejabat Menteri Kepresidenan Bolivia dan Menteri Luar Negeri sementar María Nela Prada, Selasa. Pengumuman disampaikan satu hari setelah Presiden Bolivia Luis Arce bertemu dengan Duta Besar Palestina untuk Bolivia Mahmoud Elalwani.

Perwakilan Bolivia untuk PBB, Diego Pary, juga menegaskan kembali pendirian negaranya pada pertemuan darurat Majelis Umum PBB. Ia mengatakan bahwa negaraya "berpihak pada hak-hak rakyat Palestina."

"Rakyat dan pemerintah Bolivia telah mengambil keputusan untuk memutuskan hubungan diplomatik mulai hari ini dengan negara Israel karena kami menganggapnya sebagai negara yang tidak menghormati kehidupan masyarakat, hukum internasional atau hukum kemanusiaan internasional," kata Pari, seperti dikutip CNN International.

Selain Bolivia, Chile dan Kolombia dilaporkan telah memanggil duta besar mereka di Israel. Alasannya adalah apa yang dilakukan Israel ke Gaza adalah pembantaian ke warga Palestina.

"Jika Israel tidak menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina, kita tidak bisa berada di sana," kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam postingan di media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

"Mengingat pelanggaran Hukum Humaniter Internasional yang tidak dapat diterima yang dilakukan Israel di Jalur Gaza, Pemerintah Chile memutuskan untuk memanggil kembali duta besar Chile untuk Israel, Jorge Carvajal, ke Santiago untuk berkonsultasi," kata Kementerian Luar Negeri Chile.

Hal sama juga dilakukan Yordania. Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan menarik duta besar di Israel dan menolak masuk kembali duta besar Israel di sana.


(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Operasi Darat & Udara Israel Tewaskan 30 Orang di Gaza